Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Arroyo Antisipasi Gugatan Korupsi

Kompas.com - 20/11/2009, 05:32 WIB

MANILA, KOMPAS.com — Presiden Filipina Gloria Macapagal-Arroyo, Kamis (19/11) di Manila, menyatakan mundur sebagai pemimpin Partai Lakas Kampi (Koalisi Kekuatan). Arroyo juga tidak mencalonkan diri lagi sebagai presiden pada pemilu Mei 2010. Akan tetapi, dia mengantisipasi gugatan korupsi dengan mendorong ”Putra Mahkota”.

Putra Mahkota yang dia dorong menjadi presiden berikutnya ialah Gilberto Teodoro, yang mundur dari jabatan Menteri Pertahanan Filipina pada hari Senin (16/11). Teodoro ingin berkonsentrasi menghadapi kampanye menjelang pemilu Mei.

”Saya melepaskan (jabatan saya) hari ini sebagai ketua nasional dan menyerahkan tampuk pimpinan partai kepada pemimpin muda dan cemerlang yang dipilih oleh komite eksekutif kita, yakni Gilberto Teodoro,” kata Arroyo kepada sekitar 3.000 anggota koalisi Lakas-Kampi CMD.

Lakas-Kampi adalah partai Arroyo, tetapi berkoalisi dengan sejumlah partai sehingga terbentuk koalisi Lakas-Kampi CMD.

Arroyo saat berstatus sebagai wakil presiden, menjadi presiden tahun 2001 setelah menjungkalkan Presiden Joseph Erick Estrada lewat demonstrasi akibat korupsi yang dilakukan Estrada.

Setelah menjabat, Arroyo juga selalu dirundung tuduhan korupsi. Hal itu terutama terkait dengan suaminya, Jose Miguel Arroyo, yang dituduh menerima suap dari sejumlah individu dan perusahaan. Salah satu suap yang paling santer diperdebatkan adalah dari ZTE Corp, perusahaan asal China yang memiliki bisnis telekomunikasi di Filipina.

Susun strategi

Arroyo dan Mike Arroyo—julukan untuk suaminya—selalu lolos dari gugatan korupsi. Namun, musuh-musuh politik Arroyo tidak pernah diam. Richard Gordon, salah seorang senator Filipina, meminta penjelasan soal dugaan suap itu.

Arroyo tidak mengungkapkan rencana politik untuk masa depan. Media setempat menyebut kemungkinan Arroyo akan maju pemilu untuk memperebutkan kursi di Kongres Filipina. Posisi sebagai anggota Kongres relatif membuatnya aman dari gugatan korupsi karena anggota Kongres ”kebal hukum”.

Strategi lain yang disusun Arroyo adalah mendesak Lakas- Kampi CMD, yang kini memerintah Filipina, bersatu mendukung Teodoro.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com