Putra Mahkota yang dia dorong menjadi presiden berikutnya ialah Gilberto Teodoro, yang mundur dari jabatan Menteri Pertahanan Filipina pada
”Saya melepaskan (jabatan saya) hari ini sebagai ketua nasional dan menyerahkan tampuk pimpinan partai kepada pemimpin muda dan cemerlang yang dipilih oleh komite eksekutif kita, yakni Gilberto Teodoro,” kata Arroyo kepada sekitar 3.000 anggota koalisi Lakas-Kampi CMD.
Lakas-Kampi adalah partai Arroyo, tetapi berkoalisi dengan sejumlah partai sehingga terbentuk koalisi Lakas-Kampi CMD.
Arroyo saat berstatus sebagai wakil presiden, menjadi presiden tahun 2001 setelah menjungkalkan Presiden Joseph Erick
Setelah menjabat, Arroyo juga selalu dirundung tuduhan korupsi. Hal itu terutama terkait dengan suaminya, Jose Miguel Arroyo, yang dituduh menerima suap dari sejumlah individu
Arroyo dan Mike Arroyo—julukan untuk suaminya—selalu lolos dari gugatan korupsi. Namun, musuh-musuh politik Arroyo tidak pernah diam. Richard Gordon, salah seorang senator Filipina, meminta penjelasan soal dugaan suap itu.
Arroyo tidak mengungkapkan rencana politik untuk masa depan. Media setempat menyebut kemungkinan Arroyo akan maju pemilu untuk memperebutkan kursi di Kongres Filipina. Posisi sebagai anggota Kongres relatif membuatnya aman dari gugatan korupsi karena anggota Kongres ”kebal hukum”.
Strategi lain yang disusun Arroyo adalah mendesak Lakas- Kampi CMD, yang kini memerintah Filipina, bersatu mendukung Teodoro.