Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Thaksin bagai Duri dalam Daging

Kompas.com - 13/11/2009, 10:31 WIB

KOMPAS.com - Perdana Menteri Thailand Abhisit Vejjajiva pusing tujuh keliling. Ia seperti sudah kehabisan cara untuk menghentikan sepak terjang mantan Perdana Menteri Thailand Thaksin Shinawatra yang digulingkan dari jabatannya melalui kudeta militer pada 19 September 2006.

Upaya Abhisit yang terakhir, Rabu lalu, yakni memohon kepada Kamboja untuk mengekstradisi mantan PM Thaksin Shinawatra ke Thailand, ditolak mentah-mentah.

Penolakan itu dilakukan dengan alasan Pemerintah Kamboja menganggap penuntutan dan proses hukum terhadap Thaksin dilatarbelakangi motif politik. Kamboja tidak mengakui dakwaan Pemerintah Thailand terhadap Thaksin karena (Kamboja menganggap) Thaksin yang dipilih oleh rakyat melalui pemilihan umum yang diselenggarakan secara demokratis digulingkan melalui kudeta militer. Oleh karena itu, Kamboja menyatakan tidak dalam posisi untuk melakukan penangkapan (Thaksin) dengan tujuan ekstradisi.

Kementerian Luar Negeri Thailand mengonfirmasi telah menerima salinan nota diplomatik dari Kamboja dan menyatakan tengah mempelajarinya. Sementara itu, PM Thailand Abhisit menyesalkan penolakan Kamboja terhadap permintaan Thailand.

Namun, PM Abhisit menjamin tidak akan melakukan apa pun yang memengaruhi rakyat kedua negara. Thailand tidak akan menutup perbatasan kedua negara atau menggunakan kekuatan militer.

Tidak jelas benar apa yang melatarbelakangi tindakan PM Kamboja Hun Sen untuk mengangkat Thaksin menjadi penasihat ekonomi Pemerintah Kamboja. Ada dugaan, Hun Sen ingin membalas penolakan Abhisit atas ajakan untuk bernegosiasi soal sengketa kepemilikan wilayah di sekitar Kuil Preah Vihear dan penyebutan dirinya sebagai gangster oleh Menteri Luar Negeri Thailand Kasit Piromya.

Lepas dari benar atau tidaknya dugaan itu, mantan PM Thaksin memang mempunyai kedekatan khusus dengan Kamboja. Hubungan baik di antara keduanya terjalin sejak mereka memperbaiki hubungan kedua negara yang menegang menyusul pembakaran Kedutaan Besar Thailand di Phnom Penh. Dan, Thaksin melalui perusahaan telekomunikasinya, Shinawatra, turut membangun sistem telekomunikasi Kamboja.

Sementara itu, Thaksin tentunya tidak menyia-nyiakan kesempatan untuk mengganggu Abhisit dan menggalang kekuatannya di dalam negeri, terutama rakyat di pedesaan.

Bagi negara tetangga memberikan perlindungan kepada tokoh politik yang terusir dari negaranya adalah hal biasa. Indonesia pun pada masa lalu pernah menampung tokoh perlawanan Brunei. Namun, sikap high profile Thaksin itu membuat keadaannya menjadi serba salah.

Duri dalam daging

Thaksin memang sudah seperti duri dalam daging bagi pemerintahan yang berkuasa di Bangkok dan juga bagi Raja Bhumibol Adulyadej. Pada masa lalu, PM Thailand lainnya yang digulingkan melalui kudeta militer, surut ke belakang, dan digantikan oleh PM yang baru tanpa kesulitan. Namun, Thaksin Shinawatra berbeda. Ia yang digulingkan melalui kudeta pada tahun 2006 terus melawan dari pengasingan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com