Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

SBY Berharap Ketegangan Kamboja-Thailand Cepat Selesai

Kompas.com - 13/11/2009, 00:01 WIB

SINGAPURA, KOMPAS.com - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Perdana Menteri Lee Hsien Loong tidak membahas perseteruan antara Kamboja dan Thailand dalam pertemuan dwipihak yang mereka lakukan di Singapura, Kamis (12/11) malam. Namun demikian RI cukup prihatin dengan ketegangan antara Kamboja dan Thailand.

"Kami harap ketegangan ini dapat selesai dengan baik," ujar Juru Bicara Kepresidenan Dino Patti Djalal kepada wartawan di Hotel Marina Mandarin Singapura.

Menurut Dino, Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa telah melakukan komunikasi dengan timpalannya dari Thailand Kasit Piromya. Sedangkan pemerintah Singapura, pekan lalu telah menyatakan cemas atas pertikaian diplomatik yang memburuk antara Thailand dan Kamboja, dengan menilainya sebagau sesuatu yang "tidak baik" bagi ASEAN.

Pertikaian antara Kamboja dan Thailand berpusat pada semak belukar seluas 4,6 km persegi di dekat kuil kuno berusia 900 tahun Preah Vihear, di hutan tebing curam yang memisahkan kedua negara tersebut. Kedua negara itu sudah terlibat pertikaian sejak berabad-abad lalu ketika kerajaan Thailand dan Khmer saling berperang memperebutkan wilayah dan kekuasaan.
    
Pada tahun 1962, pengadilan internasional memutuskan Kamboja sebagai pemilik candi itu, namun tanah yang mengelilinginya masih menjadi wilayah yang diperebutkan.Keputusan PBB memasukkan Preah Vihear sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO menghidupkan kembali ketegangan atas masalah itu.

Ketegangan makin meningkat awal Juli 2008 ketika tentara Kamboja menahan tiga pengunjuk rasa Thailand yang masuk ke situs itu tanpa izin. Hal itu diikuti dengan penempatan militer masing-masing negara di sekitar kuil itu.

Sekalipun kedua kubu sudah melakukan serangkaian putaran perundingan atas masalah itu, ternyata hingga kini mereka gagal mencapai kesepakatan. Bahkan tentara kedua negara telah beberapa kali melakukan baku tembak sehingga jatuh korban jiwa.

Tahun 2003, kedutaan besar Thailand di Phnom Penh dibakar oleh para perusuh yang marah karena komentar yang diduga dikeluarkan oleh seorang artis Thailand bahwa kompleks candi Angkor Wat harus dikembalikan ke Thailand.

Pekan lalu ketegangan antara kedua negara memburuk, di mana masing-masing negara menarik pulang duta besarnya, karena keputusan Perdana Menteri Kamboja Hun Sen untuk menunjuk mantan Perdana Menteri Thailand Thaksin Shinawatra sebagai penasihat ekonominya. Kamboja kemudian menolak permintaan Thailand untuk mengekstradisi Thaksin Shinawatra, yang ditumbangkan dalam kudeta 2006 dan kini tinggal di pengasingan, untuk menghindari hukuman penjara karena kasus korupsi.
   
Thaksin dan Hun Sen bersahabat cukup erat selama beberapa tahun dan juga terkadang bermain golf bersama. Di sela-sela pertemuan puncak Forum Kerja sama Ekonomi Asia Pasifik (APEC), 14-15 November 2009, ASEAN akan melakukan pertemuan puncak pertama dengan AS. Namun, Hun Sen jauh-jauh hari telah mengatakan bahwa ia menolak membahas mengenai peran Thaksin dalam pertemuan puncak itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com