Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Surat dari Kabul Prihatinkan Korupsi di Afganistan

Kompas.com - 12/11/2009, 21:36 WIB

KABUL, KOMPAS.com - Duta Besar Amerika Serikat untuk Afganistan Karl Eikenberry memprihatinkan tingginya tingkat korupsi di Afganistan. Makanya, sebelum AS mempertimbangkan penambahan pasukan, lebih baik Presiden Afganistan Hamid Karzai menunjukkan kemampuannya memberantas korupsi.

Seperti ditulis BBC pada Kamis (12/11), surat dari Eikenberry itu dikirim pekan lalu. Surat dari Kabul itu tiba di tengah-tengah perdebatan atas strategi Amerika di Afganistan. Sejauh ini, Presiden Obama belum memutuskan jumlah pasukan baru yang akan dikirim ke negeri Asia Tengah itu.

Selanjutnya, munculnya surat Eikenberry itu bisa dikatakan sangat dramatis. Sebab, surat itu tiba di akhir pekan saat Gedung Putih Tengah membahas cara terbaik melanjutkan operasi militer di Afganistan.

Intervensi ini dapat dipastikan bakal menempatkan sang duta besar dalam posisi sulit terutama menghadapi para petinggi angkatan bersenjata. Sebab, para jenderal justru meminta penambahan pasukan baru di Afganistan.

Sebelumnya, Presiden Obama menggelar rapat untuk mendiskusikan apakah Amerika harus mengirim tambahan pasukan yang berjumlah hingga puluhan ribu untuk menghadapi Taliban.

Saat ini, dari 100.000 orang prajurit koalisi di Afganistan, Amerika Serikat menjadi kontributor utama dengan 68.000 pasukannya di negeri tersebut. 

Sejumlah opsi

Sumber-sumber resmi Gedung Putih mengatakan pemerintahan Obama saat ini tengah mempertimbangkan sejumlah opsi untuk kelanjutan operasi militer di Afganistan. Sejumlah opsi yang disampaikan kepada Presiden Obama masih berkutat seputar pengiriman pasukan tambahan dengan jumlah yang bervariasi.

Opsi-opsi itu antara lain:


1. Mengirimkan sebanyak 40.000 pasukan tambahan. Opsi ini diajukan oleh Komandan Militer AS di Afghanistan, Jenderal Stanley McChrystal.

2. Mengirim tambahan 30.000 pasukan. Opsi ini muncul dari Menteri Pertahanan Robert Gates dan Panglima Angkatan Bersenjata Laksamana Mike Mullen.

3. Mengirimkan tambahan pasukan sebanyak 20.000 orang.

4. Pilihan  yang muncul dalam beberapa pekan terakhir antara lain mengirimkan 10.000 - 15.000 orang pasukan.

Sumber-sumber resmi Gedung Putih mengatakan untuk memutuskan opsi yang akan digunakan, Presiden Obama juga mempertimbangkan hasil yang akan dicapai dan kepastian penarikan mundur pasukan Amerika dari Afganistan.

Di saat keputusan belum tercapai, muncul surat dari Dubes Eikenberry yang kabarnya membuat Jenderal McChrystal sangat marah. Namun, pernyataan resmi Gedung Putih yang dikeluarkan setelah rapat terbatas, Rabu, nampaknya menampung keprihatinan Dubes Eikenberry.

"Presiden yakin kita harus memastikan kepada pemerintah Afganistan bahwa komitmen Amerika Serikat tidak akan berakhir," demikian isi pernyataan resmi tersebut.

"Setelah melakukan investasi penting selama bertahun-tahun, pemerintahan Afganistan harus benar-benar berkembang dalam waktu yang tidak terlalu lama," imbuh pernyataan itu.

Pemerintahan Obama sebenarnya sangat prihatin dengan kondisi pemerintahan Presiden Hamid Karzai, yang pekan lalu diumumkan sebagai pemenang pemilihan presiden Afganistan. Kemenangan itu banyak menuai kritik.
 
Sementara itu, sebagian besar masyarakat Afganistan berpendapat sebanyak apapun pasukan dikirim ke Afganistan tidak akan menyelesaikan masalah, jika Presiden Karzai tidak memperbaiki kualitas pemerintahannya.

Sedangkan para pengkritik Obama mengatakan pemerintah Amerika sangat lamban dalam memutuskan kebijakan baru di Afganistan. Namun, Presiden Obama mengatakan tidak akan terburu-buru mengambil keputusan yang akan menempatkan pasukan Amerika dalam sebuah risiko besar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com