Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Korsel Bersiaga Penuh

Kompas.com - 12/11/2009, 05:13 WIB

SEOUL, KOMPAS.com - Angkatan Laut, Darat, dan Udara Korea Selatan bersiaga penuh menjaga perbatasan dengan Korea Utara, Rabu (11/11). Mereka diizinkan melakukan aksi balas dendam jika masih ada provokasi militer Korea Utara, apa pun bentuknya, menyusul insiden baku tembak sehari sebelumnya.

Tiga angkatan itu diminta bersiaga setelah ada instruksi Presiden Lee Myung-bak melalui Menteri Pertahanan Kim Tae-young. Korsel gerah karena insiden itu meningkatkan ketegangan baru dan hal itu justru terjadi hanya seminggu menjelang lawatan Presiden Amerika Serikat Barack Obama ke Seoul.

Ada 680.000 personel militer Korsel bersiaga dan 28.500 tentara AS bersiap mencegah kemungkinan agresi militer Korut. Penasihat keamanan Presiden Korsel, Kim Sung-hwan, mengatakan, belum ada tanda-tanda pembalasan oleh Korut.

Laporan terbaru pada hari Rabu, merujuk keterangan sejumlah aparat militer, menyebutkan bahwa ada empat nelayan Korut menjadi korban dalam bentrokan senjata itu, satu orang tewas dan tiga luka-luka. Sumber lain menyebutkan, korban tewas adalah seorang perwira Korut.

Sekitar 300 aktivis juga menggelar unjuk rasa di Seoul. Selain berorasi, mereka membakar potret pemimpin Korut Kim Jong Il dan dua bendera negara tetangga itu. Mereka berteriak ”Ganyang diktator Kim Jong Il!”. Massa juga mendesak Pemerintah Korsel membalas setiap provokasi militer dari Korut itu.

Senjata nuklir

Di Washington, juru bicara Gedung Putih, Robert Gibbs, mendesak Korut untuk tidak mengulangi lagi tindakan provokatifnya karena dapat meningkatkan ketegangan. Namun AS telah menerima undangan Pyongyang untuk mengantar kembali negara komunis itu ke pembicaraan tentang perlucutan senjata nuklir.

Washington rencananya akan mengirimkan diplomat seniornya, Stephen Bosworth, akhir tahun ini. Dia ditugaskan untuk mengajak Korut melakukan perlucutan senjata nuklir. Korut disinyalir sudah melakukan dua uji coba senjata nuklir bawah tanah sejak tahun 2006 dan diyakini sedang membuat senjata atom.

Sebaiknya tahan diri

Sekjen Perserikatan Bangs- Bangsa Ban Ki-moon mendesak Korut dan Korsel untuk menahan diri secara ketat. Juru bicara PBB, Farhan Hag, mengatakan, ”Sekjen mengamati secara rinci situasi terakhir di Semenanjung Korea. Dia meminta kedua belah pihak menahan diri.”

Dalam pandangan Sekjen PBB, bentrokan senjata hari Selasa (10/11) itu berpotensi menghambat perdamaian. Jalan damai bagi kedua Korea ini sedang dirintis. (AP/AFP/CAL)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com