Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kini, Thaksin "Berpihak" ke Kamboja

Kompas.com - 10/11/2009, 14:13 WIB

PHNOM PENH, KOMPAS.com - Mantan Perdana Menteri Thailand Thaksin Shinawatra tiba di ibu kota Kamboja untuk bekerja sebagai penasihat ekonomi negeri itu, Selasa (10/11).Di negerinya, Thaksin secara in absentia telah divonis dua tahun penjara dalam sebuah kasus dugaan korupsi yang sarat kepentingan.

Setelah mengasingkan diri ke sejumlah negara, terakhir Thaksin menetap di Dubai. Saat ini, Thaksin memperoleh kesempatan untuk tinggal di dekat kampung halamannya.

Kesempatan itu datang ketika Perdana Menteri Kamboja Hun Sen menawarinya kedudukan sebagai penasihat ekonomi pemerintah Kamboja. Tawaran yang kemudian diterima Thaksin itu menimbulkan kemarahan besar pemerintah Thailand yang merasa dipermalukan tetangganya itu.

Apalagi, perselisihan antara Kamboja dan Thailand terus meningkat beberapa bulan belakangan ini sejak masalah perbatasan di dekat Candi Preah Vihear merebak.

Kamboja tolak ekstradisi

Seorang juru foto AFP di Kamboja mengatakan dengan menumpang sebuah pesawat jet pribadi, Thaksin tiba di Banda Udara Internasional Phnom Penh dan dengan pengawalan ketat konvoi kendaraan bermotor Thaksinpun diantar ke pusat kota.

"Thaksin saat ini sudah berada di Kamboja. Dia menggunakan penerbangan khusus dan baru saja mendarat di pangkalan udara militer," kata Menteri Informasi sekaligus juru bicara pemerintah Kamboja, Khieu Kanharith.

"Kami sangat berharap bisa segera belajar dari pengalaman ekonomi Thaksin dan kami yakin pengalamannya akan memberi sumbangan berharga bagi perkembangan ekonomi Kamboja," tambah Kanharith.

Thaksin, sebelumnya adalah mantan pengusaha telekomunikasi. Dia dijadwalkan memberi kuliah umum bagi 300 orang ekonom di Departemen Keuangan Kamboja, Kamis.

Pemerintah Thailand dikabarkan sangat marah dengan keputusan pemerintah Kamboja ini. Selain itu, Kamboja juga menolak permintaan pemerintah Thailand untuk mengembalikan Thaksin ke negerinya.

Pemerintah Thailand khawatir lokasi kediaman Thaksin yang baru ini bisa menjadi basis kampanye Thaksin melawan pemerintah.

Parlemen Thailand menunjuk Abhisit Vejaviva sebagai perdana menteri setelah sejak kudeta tahun 2006 yang menggulingkan Thaksin dari kekuasaannya, negeri Gajah Putih itu berada di bawah kekuasaan militer.

Akibat masalah ini, Thailand telah memanggil pulang duta besarnya di Phnom Penh, setelah Kamboja menolak mengekstradisi Thaksin karena menganggap dia adalah korban sebuah perseteruan politik.

Seorang juru bicara pemerintah Kamboja kepada BBC mengatakan negeri itu menghargai kualitas kepemimpinan dan pengalaman bisnis Thaksin. Ia pun pun yakin kemampuan Thaksin bisa menjadi aset berharga bagi Kamboja.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com