Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nasib Keberadaan Salib di Sekolah Italia

Kompas.com - 05/11/2009, 13:44 WIB

Kasus yang telah berlangsung delapan tahun itu terjadi di sebuah sekolah dasar pemerintah di Abano Terme dekat Padua di Italia utara. Lautsi membawa kasus itu ke Strasbourg setelah pengadilan lokal menolak gugatannya.

Kemarin, dalam sebuah keputusan sepanjang 16 halaman, tujuh hakim Pengadilan HAM di Strasbourg menanggapi pengaduannya dengan mengatakan, "Kehadiran salib dapat dengan mudah diinterpretasi oleh murid-murid pada semua umur sebagai lambang agama dan mereka merasa bahwa mereka dididik di sebuah lingkungan sekolah dengan agama tertentu. Hal ini dapat mendorong murid-murid yang bergama, tetapi juga mengganggu murid-murid yang menjalankan agama lain atau ateis, terutama jika mereka menjadi agama minoritas."

Dengan itu, pengadilan menolak argumen legal Italia yang menyatakan bahwa salib merupakan sebuah simbol yang mempromosikan pluralisme. Seorang juru bicara Vatikan mengatakan, "Kami akan mencermati secara saksama putusan pengadilan itu sebelum menyampaikan komentar."

Seorang anggota Partai Orang-Orang Bebas, partai Perdana Menteri Silvio Berlusconi, Antonio Mazzocchi, menanggapi putusan itu dengan mengatakan, "Eropa telah melupakan akar kekristenannya." Sementara Alessandra Mussolini, cucu Benito Mussolini, mengatakan, "Ini merupakan upaya untuk mengikis akar kekristenan kami. Mereka sedang mencoba menciptakan Eropa yang tanpa identitas dan tradisi."

Salib merupakan sesuatu yang umum di gedung-gedung publik Italia meskipun undang-undang telah memisahkan gereja dan negara. Dalam praktiknya, karena katolisisme menjadi bagaian dari identitas kultur Italia, lembaga-lembaga lokal bisa memutuskan apakah mereka ingin menempatkan salib di sekolah-sekolah dan gedung pengadilan di mana kebanyakan dari lembaga itu melakukannya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com