KAIRO, KOMPAS.com - Presiden Palestina Mahmud Abbas, Sabtu (19/9), mengatakan kegagalan utusan AS George Mitchell untuk mencapai kesepakatan mengenai permukiman Yahudi berarti kelanjutan pembicaraan perdamaian dengan Israel terhalang.
"Jalan kini kini terhalang," kata Abbas kepada wartawan setelah pembicaraan dengan Presiden Mesir Hosni Mubarak di ibu kota Mesir, Kairo.
Mitchell meninggalkan Israel, Jumat, setelah gagal mencapai kesepakatan penting mengenai permukiman Yahudi. Ia telah menghabiskan waktu satu hari untuk melakukan misi ulang-alik antara Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan Abbas, setelah bertemu dengan kedua pemimpin tersebut awal pekan ini.
Abbas mengatakan kewajiban sekarang beada di pihak Israel untuk membersihkan jalan bagi perundingan perdamaian. Ditambahkannya, Mitchell akan melanjutkan pembicaraan dengan para pelaku di Timur Tengah setelah Sidang Majelis Umum PBB pekan depan. "Tak ada pekerjaan lagi (bagi Mitchell) dengan pihak Palestina atau Barat, karena kami sudah mematuhi semua kewajiban kami. Pusat perhatian harus ditujukan kepada pihak Israel," katanya.
Mitchell telah berusaha menengahi kompromi mengenai masalah rumit yang mestinya telah menghasilkan pertemuan tiga pihak antara Netanyahu, Abbas dan Presiden AS Barack Obama di sisi Sidang Majelis Umum.
Ia sejak awal melakukan misi dengan tujuan menghasilkan sejenis moratorium dari Israel yang akan diterima baik oleh Palestina dan memungkinkan dilanjutkannya pembicaraan perdamaian yang macet pada penghujung Desember.
Netanyahu telah menampik seruan AS agar membekukan kegiatan permukiman di Tepi Barat Sungai Jordan, termasuk di Jerusalem timur, yang dicaplok, dan Palestina berpegang pada tuntutan mereka bagi penghentian itu sebelum perundingan dapat dilanjutkan.
Israel berkeras akan melakukan pembangunan di permukiman yang ada, dan menganggapnya sebagai "pertumbuhan alamiah".