Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jembatan Jawa-Sumatera, Orang Miskin Makin Tersingkir

Kompas.com - 15/09/2009, 12:22 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Pembangunan jembatan yang menghubungkan Sumatera-Jawa yang rencananya dimulai tahun 2011 memuat konsekuensi serius bagi perubahan aspek sosial-ekonomi masyarakat, khususnya di Provinsi Lampung dan Banten.

"Orang miskin lebih banyak di Lampung daripada di Banten. Kondisi dua wilayah ini asimetris," kata dosen di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Airlangga (FISIP Unair) Bagong Suyanto dalam diskusi "Kajian Dampak Ekonomi, Sosial, Penataan Ruang, dan Lingkungan Jelang Pembangunan Penghubung Sumatera-Jawa" di Gedung BPPT Jakarta, Selasa (15/9).

Menurut Bagong, fakta yang diungkapkannya itu memuat potensi terjadinya invasi modal dari Banten ke Lampung. Dengan demikian, masyarakat Lampung akan semakin termarginalisasi. "Polanya, orang miskin akan menjadi lebih miskin ketika berelasi dengan orang kaya atau lebih berkuasa. Margin keuntungannnya makin tipis," papar Bagong, yang juga Ketua Laboratorium Departemen Sosiologi FISIP Unair.

Ia mengangkat contoh dampak pembangunan Jembatan Suramadu yang menghubungkan Jawa dan Madura. Menurutnya, kondisi dua wilayah tersebut juga asimetris. Saat ini pengusaha Surabaya sudah mulai melakukan invasi modal dan suksesi penguasaan tanah dan aset produksi di Madura. "Masalah lain, Pemda Madura mengeluh karena orang Madura lebih senang belanja dan rekreasi ke Surabaya, padahal nyari uangnya di Madura. Fasilitas publik yang dibangun di Madura sepi," tutur Bagong.

Meski demikian, ia mengaku tidak menolak rencana pembangunan jembatan Jawa-Sumatera yang anggarannya mencapai lebih dari Rp 100 triliun itu. "Mari kita lihat, siapa yang paling dirugikan dan paling diuntungkan dengan proyek ini. Siapa yang punya tanah luas di Banten dan Lampung. Dengan demikian, kita bisa antisipasi dampak sosial dan ekonominya," harap Bagong.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com