Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tanker yang Dibajak Taliban Dibom, 90 Orang Tewas

Kompas.com - 04/09/2009, 13:51 WIB

KABUL, KOMPAS.com — Sedikitnya 90 orang tewas setelah pasukan udara NATO membombardir dua tanker bahan bakar yang dibajak gerilyawan Taliban di Afganistan utara, Jumat (4/9).

NATO membenarkan insiden itu kepada BBC terjadi di provinsi Kunduz di jalan utama menuju Baghlan. Gubernur Kunduz Mohammad Omar mengatakan, sedikitnya dua tanker yang dibajak itu berisi bahan bakar pesawat.

Sang gubernur mengatakan, komandan senior Taliban terbunuh dalam insiden tersebut. Saksi mata mengatakan, sejumlah warga yang berusaha mengambil tumpahan bahan bakar juga tewas. Seorang juru bicara Pasukan Bantuan Keamanan Internasional (ISAF) pimpinan NATO di Kabul mengatakan, dua tanker itu dicuri, Kamis (3/9) malam.

Pasukan ISAF menemukan kedua tanker di pinggir sungai Kunduz. Komandan ISAF lokal kemudian memerintahkan serangan udara terhadap kedua tanker. Salah seorang sopir tanker mengatakan, dua temannya dipenggal ketika Taliban membajak tanker.

Gubernur Kunduz Mohammad Omar mengatakan, sebagian besar korban tewas adalah Taliban. Meskipun sumber-sumber lain mengatakan banyak warga desa tewas ketika sedang mengumpulkan minyak dari tanker.

Saksi mata Mohammad Daud (32) kepada AFP mengatakan, para militan berusaha menyeberangkan tanker melewati sungai menuju desa di Angorbagh. "Mereka bisa menyeberangkan satu tanker melewati sungai. Yang kedua macet sehingga mereka memanggil warga desa untuk mengambil bahan bakar itu," kata Daud.

Warga berbondong-bondong mendatangi tanker dengan membawa peralatan yang mereka punya termasuk wadah air untuk mengambil minyak. "Ada 10 hingga 15 Taliban di atas tanker. Ini ketika mereka dibom. Semua orang di sekitar tanker bahan bakar tewas," lanjut Daud.

Insiden ini terjadi beberapa hari setelah pimpinan militer AS di Afganistan menyerukan strategi baru untuk mengakhiri konflik. "Situasi di Afganistan serius, tetapi keberhasilan bisa diraih tergantung penerapan strategi baru, komitmen, dan menyelesaikan (masalah) serta meningkatkan upaya untuk bersatu," kata Jenderal Stanley McChrystal.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com