Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tahanan Diperkosa secara Kejam di Penjara

Kompas.com - 11/08/2009, 08:31 WIB

TEHERAN, KOMPAS.com — Perempuan dan anak-anak yang tengah ditahan karena terlibat kerusuhan pascapemilu presiden ternyata diperkosa secara kejam di dalam penjara. Akibatnya, tahanan—terutama anak-anak laki-laki—kini mengalami depresi.

”Ada sejumlah tahanan yang mengalami pemerkosaan secara kejam. Kini, mereka depresi dan rusak secara fisik dan mental,” tutur pemimpin oposisi Mehdi Karroubi dalam suratnya kepada tokoh ulama dan mantan Presiden Akbar Hashemi Rafsanjani, Senin (10/8).

Oleh karena itu, Karroubi mendesak pemerintah segera menyelidiki kasus itu. Surat bertuliskan ”rahasia” itu dikirim 29 Juli lalu kepada Rafsanjani dalam kapasitas Karroubi sebagai pemimpin lembaga berpengaruh di Iran, Dewan Ahli, yang bertanggung jawab untuk menunjuk pemimpin tertinggi dan memantau kegiatannya.

Sedikitnya, 2.000 orang yang diduga pendukung oposisi ditahan pascakerusuhan pemilu presiden. Sebagian besar sudah dibebaskan, tetapi ada sekitar 200 orang di penjara. Sekitar 110 orang sudah diajukan ke pengadilan.

Untuk segera menyelesaikan masalah ini, Karroubi mendesak Rafsanjani membahas isu sensitif ini dengan pemimpin tertinggi Ayatollah Ali Khamenei. ”Saya mendapat informasi ini sebagian dari para veteran perang (perang di antara Iran dan Irak),” kata Karroubi dalam suratnya.

Para pemimpin oposisi selama ini telah berulang kali menuding pemerintah memperlakukan para tahanan, terutama pemrotes, dengan kejam. Khamenei bulan lalu memerintahkan penutupan salah satu penjara karena dinilai ”tidak memenuhi standar”.

Selain oposisi, sejumlah harian reformis juga melaporkan bahwa banyak pemrotes yang meninggal di dalam penjara karena dipukuli aparat keamanan. Namun, aparat keamanan menegaskan, para tahanan meninggal karena sakit.

Demokrasi

Peraih penghargaan perdamaian Nobel dari Iran, Shirin Ebadi, menyerukan agar komunitas internasional terus menekan pihak Iran untuk membantu demokratisasi Iran dan mengecam segala tindak kekerasan terhadap para pemrotes yang mendukung oposisi. ”Saya sangat menentang sanksi militer dan ekonomi yang diberlakukan terhadap Iran. Hal itu justru akan memperparah situasi,” kata Ebadi saat diwawancara harian Chosun Ilbo.

Ebadi yang juga seorang pengacara dan pejuang HAM itu kembali menegaskan, ia ingin seluruh dunia tahu apa yang sedang terjadi di negerinya sehingga suatu saat nanti Iran bisa menjadi negeri bebas. ”Kekerasan harus dihentikan. Semua orang yang ditahan akibat kerusuhan pilpres harus dibebaskan,” ujarnya. (LUK)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com