Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Urumqi Tetap Dijaga Ketat

Kompas.com - 10/07/2009, 06:20 WIB

URUMQI, KOMPAS.com — Pasukan keamanan terus menjaga ketat Urumqi, ibu kota wilayah otonomi Xinjiang, hari Kamis (9/7), empat hari setelah terjadi bentrokan etnis yang menyebabkan 156 tewas. Para pemimpin China menyatakan akan menghukum berat mereka yang bertanggung jawab.

 

Kerumunan orang Han, kelompok etnis dominan di China, bersorak saat truk-truk penuh personel pasukan lewat dengan spanduk bertulis seperti ”Kita harus kalahkan teroris”. Di pihak lain, minoritas Uighur di Urumqi menjadi jauh lebih takut untuk berbicara kepada wartawan.

Presiden China Hu Jintao dan para pemimpin tinggi China lainnya dari Partai Komunis yang berkuasa bertekad ”menghukum berat” mereka yang terlibat dalam kerusuhan di Xinjiang.

”Para perencana insiden itu, para organisator, anggota-anggota kunci, dan penjahat yang parah harus dihukum berat,” kata Presiden Hu dan delapan anggota Politbiro Partai Komunis yang berkuasa.

Para pemimpin partai setempat di Urumqi hari Rabu memperingatkan bahwa orang yang terlibat pembunuhan akan dijatuhi hukuman mati. Sebelumnya, mereka mengumumkan bahwa lebih dari 1.400 orang telah ditahan atas keterlibatan dalam kerusuhan itu.

Hu menyebut kerusuhan hari Minggu di Urumqi sebagai ”sebuah kejahatan penuh kekerasan serius yang direncanakan secara teliti dan diorganisasi oleh ”tiga kekuatan” di dalam negeri dan di luar negeri”, merujuk pada kaum ekstremis religius, separatis, dan teroris. Kerusuhan hari Minggu di Urumqi itu menyebabkan 156 orang tewas dan 1.080 cedera ketika orang Uighur menyerang orang Han.

Hu, yang merangkap Ketua Partai Komunis, mengatakan kepada Politbiro, Rabu malam, bahwa pihak berwenang setempat ”harus mengisolasi dan memukul kelompok kecil” perusuh dan ”mempersatukan dan mengedukasi mayoritas” orang Uighur.

Juru bicara Departemen Luar Negeri China, Qin Gang, tidak menghiraukan imbauan Turki agar Dewan Keamanan PBB untuk membicarakan cara-cara mengakhiri kekerasan, dengan mengatakan Xinjiang adalah sebuah urusan dalam negeri.

Ribuan personel pasukan keamanan China bersiaga di jalan- jalan Urumqi, sebuah pameran kekuatan yang bertujuan menahan kekerasan etnis. Namun, sebagian warga khawatir mengenai bagaimana kedua pihak bisa hidup berdampingan lagi.

Beijing tidak bisa melepas genggamannya pada Xinjiang, sebuah wilayah gurun pasir yang luas. Xinjiang yang berbatasan dengan Rusia, Mongolia, Kazakhstan, Kirgistan, Tajikistan, Afganistan, Pakistan, dan India, memiliki cadangan minyak dan merupakan kawasan penghasil gas alam terbesar China.

”Ini semua mungkin berlangsung selama beberapa hari, tetapi akhirnya pemerintah harus menggunakan kekuatan,” kata Bo Zhiyue, peneliti senior dan ahli politik China pada National University of Singapore.

”Karena kalau Anda tidak menggunakan kekuatan, ini bisa membesar. Ini bisa menjadi tak terkontrol,” katanya.

Orang Han, yang telah mengatakan mereka merasa terancam setelah kerusuhan hari Minggu itu, bersorak menyambut pameran kekuatan militer hari Kamis saat truk-truk memasuki kota. Warga Uighur menyaksikan dengan wajah tegang.

”Ini membuat saya takut dan saya rasa ini dimaksud begitu,” kata seorang perempuan Uighur bernama Adila. ”Apa yang bisa kami lakukan melawan begitu banyak tentara.”

Hukuman

Pihak berwenang memasang pengumuman di Urumqi, mendesak para perusuh untuk menyerahkan diri atau menghadapi hukuman berat. Mereka yang menyerahkan diri akan diperlakukan lebih lunak atau bahkan terhindar dari hukuman, demikian isi pengumuman itu.

Ketakutan terasa di Saimachang, kawasan di Uighur. Dua hari sebelumnya, di Saimachang sekelompok besar perempuan dengan menangis ribut dengan polisi dan menuduh mereka menangkapi suami dan putra-putra mereka sebagai tersangka.

Hari Kamis, seorang perempuan Uighur mengatakan, kaum lelaki mereka belum juga dilepas. (AP/AFP/Reuters/DI)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com