SEOUL, KOMPAS.com
Informasi mengenai penembakan rudal oleh Korut itu disampaikan kantor berita Korea Selatan (Korsel) Yonhap, kemarin. Tidak dijelaskan lebih jauh bagaimana hasil dari uji coba rudal Korut tersebut.
”Yang pertama diluncurkan pada 17:20 dan lainnya pada 18.00 dari Sinsang-ni, dekat kota di pantai timur, Wonsan,” tutur juru bicara kementerian pertahanan Korsel, Won Tae-jae.
Peluncuran rudal Korut itu sudah diperkirakan sebelumnya. Pemerintah Korut, menurut seorang perwira komunikasi militer AS, mengeluarkan peringatan kepada para pelaut untuk menghindari kawasan di sekitar Laut Jepang pada jam-jam tertentu, antara 24 Juni dan 9 Juli, karena akan ada ”latihan penembakan militer”.
Penembakan rudal-rudal itu menegaskan, perlawanan Korut atas sanksi-sanksi yang dikenakan kepada negara komunis itu melalui Dewan Keamanan PBB.
Sumber pertahanan Korsel menyebutkan, rudal-rudal Korut KN-1 itu terbang sejauh sekitar 100 kilometer dan kemudian jatuh ke laut. Rudal itu diyakini memiliki daya jelajah 160 km.
Surat Kabar Korsel Jongang Ilbo mengatakan, Korut kemungkinan juga akan melakukan uji coba penembakan rudal-rudal jarak menengahnya dalam beberapa hari ke depan.
Penembakan rudal itu dilakukan bersamaan dengan upaya AS untuk meminta dukungan China, dalam penerapan sanksi-sanksi PBB terhadap Korut. Kemarin, Philip Goldberg yang ditugasi mengoordinasikan penerapan sanksi-sanksi terhadap Korut bertemu dengan beberapa pejabat China di Beijing.
Adapun Pemerintah China, kemarin, mengatakan, telah mengirimkan utusannya ke empat negara yang terlibat dalam perundingan enam pihak untuk mengakhiri ambisi nuklir Korut. Korut tidak masuk dalam daftar negara yang akan dikunjungi utusan China itu.