Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Di Mata TI, Iran Bakal Jadi "Pecundang"

Kompas.com - 27/06/2009, 17:05 WIB

OTTAWA, KOMPAS.com — Peranti lunak yang dikembangkan oleh sebuah laboratorium Kanada untuk pengelak sensor online telah diunduh oleh lebih dari 18.000 warga Iran dalam sepuluh hari terakhir. Hal itu dikatakan pengembang Rafal Rohozinski.
   
Dahaga kebebasan online di Iran, di samping di China, Myanmar, dan lainnya, telah menimbulkan penyebaran secara cepat semua rancang teknologi untuk mengatasi hambatan jaringan berita dan sosial kemasyarakatan situs-situs internet. "Ini pernyataan bagi mereka yang haus akses informasi pada saat hal itu dilarang," kata Rohozinski.
   
Warga Iran yang marah atas hasil pemilihan presiden negaranya yang mengembalikan presiden garis keras, Mahmoud Ahmadinejad, tampil berkuasa kembali, telah menggunakan situs-situs sosial dan media, seperti Facebook, Flickr, dan Twitter, untuk mengomunikasikan dan mengaturnya.
   
Mereka juga menempatkan video-video protes keras pascapemilu dan bentrokan-bentrokan pada situs-situs gabungan video, seperti Youtube. Namun lagi-lagi, Teheran menangkis kembali dengan memblok akses jaringan berita dan sosial situs-situs internet.
   
Psiphon mengatasi ini dengan pukulan ribuan lobang kecil pada dinding komputer, dan membuka jalan-jalan kecil dalam rangka mengakses konten yang diblok.
   
Jika seorang pengguna ingin melihat situs internet berita BBC yang diblok, misalnya, Psiphon memungkinkan mereka menyambung ke tampungan untuk melihat konten. Kalau sensor diputus untuk akses ini, suatu akses baru terbuka, dan selanjutnya.
   
Ini adalah 'peranti lunak kemanusiaan', kata Rohozinski, yang baru-baru ini juga membantu membongkar jaringan cyber-spionase bayangan yang sebagian besar berpangkalan di China, yang menginfiltrasi pemerintah dan komputer pribadi di seluruh dunia.
   
Jaringan, yang dikenal sebagai GhistNet itu, menginfeksi 1.295 komputer di 103 negara dan menembus sistem konten informasi sensitif di kantor-kantor politik tinggi, ekonomi, dan media. Demikian dikatakan para periset pada Lab Citizen, Toronto, Maret lalu.
   
Gagasan Psiphon tersebut menggabungkan proyek yang diluncurkan universitas-universitas Toronto, Cambridge, Harvard, dan Oxford untuk melacak sensor internet. "Kami menemukan kurva yang kian tinggi di negara-negara yang ingin mengontrol konten internet," kata Rohozinski.
   
"Negara-negara otoriter mencatat peningkatan menjadikan internet sebagai alat komunikasi dan satu mode dalam mengatur oposisi, dan karena itu mereka berusaha untuk mengontrolnya," katanya.
   
"Kecenderungan tersebut merisaukan dan kami mulai mencari jalan untuk menangkis upaya-upaya mereka itu," katanya.
   
Kontrol Iran tidak setembus China, menurutnya. Namun, Teheran dengan jelas terus meningkatkan sensor online-nya.
   
Sebelumnya, para pemimpin dunia menyatakan kecemasan mereka mengenai kebrutalan Iran dalam menumpas para pembangkang. Kanada, di antara negara yang paling vokal, dengan tegas menolak seruan Iran untuk ’keluar’ dari campur-tangan politik dalam negerinya.
   
Pekan lalu, perwakilan Kanada dilaporkan dicaci-maki oleh Teheran, karena penguasa Iran meyakini dukungan Ottawa terhadap upaya-upaya Rohozinski ’untuk menyebarkan pemberontakan di Iran’ dengan melalui perantinya.
   
Namun, Rohozinski menolak menujukkan peranti lunaknya ke hubungan pemerintah karena klien pertamanya termasuk BBC dan Badan Penyiaran Gubernur AS yang bertanggung jawab atas Voice of America.
   
Kamis lalu, para senator AS berikrar akan membantu oposisi Iran untuk mengalahkan larangan-larangan jaringan berita dan sosial situs-situs internet, di samping mendukung keuangan siaran berita radio yang didukung AS di Iran.
   

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com