Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Allahu Akbar", Slogan untuk Mousavi

Kompas.com - 27/06/2009, 05:47 WIB

KOMPAS.com — "Allahu Akbar", slogan baru untuk kubu pro-Mousavi. Antara pukul 22.00 hingga 22.30 di berbagai tempat di Teheran dalam beberapa hari terakhir ini selalu terdengar pekikan ”Allahu Akbar” yang saling bersahutan.

Itulah salah satu cara baru para pendukung capres dari kubu reformis Mir Hossein Mousavi menyampaikan aksi protes terhadap hasil pemilu presiden Iran pada 12 Juni lalu.

Sering hanya 10 atau 20 orang yang tiba-tiba memekikkan ”Allahu Akbar” melalui pengeras suara setiap menjelang tengah malam. Keruan saja, pekikan ”Allahu Akbar” itu cukup mengejutkan, bahkan mengundang tanya para penduduk distrik tempat terdengarnya pekikan ”Allahu Akbar”.

Belakangan, para penduduk memahami bahwa para pendukung Mousavi menggunakan pekikan itu untuk menyampaikan aksi protes mereka.

Para pendukung Mousavi rupanya merujuk kisah sukses revolusi Iran tahun 1979 yang juga menggunakan pekikan ”Allahu Akbar” dalam menyatakan dukungan. Selama 30 tahun terakhir, setiap merayakan kemenangan revolusi Iran pimpinan Ayatollah Imam Khomeini selalu bergema pekikan ”Allahu Akbar”, persis seperti malam Idul Fitri di Indonesia.

Atribut hijau

Pendukung Mousavi juga menggunakan segala macam atribut berwarna hijau sebagai identitas. Warna hijau itu bisa berbentuk bendera yang dikibar-kibarkan atau tali kain yang diikatkan di tangan.

Di atas pukul 16.00, sering ditemukan atribut warna hijau itu di jalan-jalan atau kawasan di kota Teheran yang selama ini dikenal sebagai pusat aksi protes pendukung Mousavi.

Kawasan atau jalan di Teheran yang sering dijadikan pusat aksi unjuk rasa pendukung Mousavi di antaranya adalah kawasan Baharistan dekat gedung parlemen, Alun-alun Imam Khomeini, Alun-alun Azadi (kebebasan), dan alun-alun haf-E-tif.

Biasanya, para pendukung Mousavi menggelar aksi unjuk rasa di atas pukul 16.00, yakni setelah jam kantor.

Pemilihan aksi unjuk rasa setelah jam kantor dimaksudkan untuk memudahkan mobilisasi. Pola mobilisasi yang dilakukan pendukung Mousavi biasanya menggunakan jaringan informasi modern, seperti SMS, Facebook, Twitter, dan Yahoo Messenger. (MTH)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com