TEHERAN,KOMPAS.com-Media Iran memberitakan bahwa Ketua Parlemen Ali Larijani menyatakan mayoritas rakyat Iran meyakini hasil pemilu nasional negara itu tidak akurat, dan ia mengatakan pendapat mereka harus dihargai.
Menurut berita, Minggu (21/6), Larijani mengatakan ada perbedaan tegas antara mereka yang mempertanyakan hasil pemilu dan mereka yang jahat dan berbuat kerusuhan.
Ketua parlemen juga menyatakan badan tertinggi yang mengawasi pemilu, Dewan Garda, tidak boleh memihak, dan harus menggunakan semua cara untuk membuat para demonstran percaya bahwa keluhan mereka akan diselidiki secara menyeluruh.
Sebelumnya, televisi pemerintah melaporkan Dewan Garda setuju untuk menghitung ulang 10 persen dari kertas suara secara acak. Penghitungan akan dilakukan di hadapan para utusan para kandidat presiden.
Di jalan-jalan Teheran, Sabtu (20/6), ribuan warga Iran bentrok dengan polisi, menentang seruan pemimpin tertinggi negara itu, Ayatollah Ali Khamenei, agar menghentikan demonstrasi mengenai hasil pemilu 12 Juni yang disengketakan. Para saksi di ibukota Iran, Teheran, mengatakan, polisi anti-huru-hara menggunakan gas air mata, pentungan dan semprotan air, untuk membubarkan para pendukung kandidat presiden yang kalah, Mir Hossein Mousavi. Para demonstran meneriakkan kata-kata "Matilah Diktator".
Jumlah korban bentrokan di jalan belum jelas. Namun televisi pemerintah melaporkan sedikitnya 10 orang tewas dan 100 lainnya luka ketika polisi Iran bentrok dengan demonstran di Teheran, Sabtu (20/6). Televisi pemerintah Iran menyebut kelompok demonstran anarkis itu sebagai "kelompok teroris".
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.