Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Khamenei: Stop Protes

Kompas.com - 20/06/2009, 06:46 WIB
TEHERAN, KOMPAS.com — Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei, Jumat (19/6), menyerukan agar protes menentang hasil pemilu presiden dihentikan. Khamenei juga menutup kemungkinan pemilu baru dengan menyebut pemilu presiden pada 12 Juni sebagai ”kemenangan mutlak”.

Dalam pidatonya saat ibadah shalat Jumat di Universitas Teheran yang dihadiri ribuan orang, Khamenei mengatakan, selisih 11 juta suara yang membedakan perolehan Presiden Mahmoud Ahmadinejad dengan lawan terdekatnya, Mir Hossein Mousavi, membuktikan kecurangan tidak terjadi.

”Jika perbedaannya 100.000 atau 500.000 atau 1 juta, mungkin bisa dikatakan ada kecurangan. Akan tetapi, bagaimana bisa mencurangi 11 juta suara,” kata Khamenei.

Khamenei juga menuding media asing dan negara-negara Barat mencoba menciptakan keretakan politik dan memicu kerusuhan di Iran. ”Beberapa musuh kita di beberapa bagian dunia berniat menggambarkan kemenangan mutlak ini sebagai kemenangan yang meragukan. Ini kemenangan kalian. Mereka tidak bisa memanipulasinya,” ujarnya.

Selama hampir sepekan terakhir, ratusan ribu pendukung Mousavi turun ke jalan-jalan di kota Teheran dan kota-kota lain memprotes hasil pemilu yang dimenangi Ahmadinejad. Otoritas melarang protes tersebut dan melarang media asing untuk meliputnya.

Tindakan keras

Sampai sejauh ini, Pemerintah Iran belum menghentikan paksa protes tersebut dengan kekerasan. Akan tetapi, Khamenei membuka pintu untuk kemungkinan tindakan keras terhadap pemrotes.

”Ini harus ditentukan di kotak suara, bukan di jalan. Saya minta semua orang menghentikan metode (protes) ini. Apabila tidak, mereka dianggap bertanggung jawab atas kekacauan dan konsekuensinya,” tutur Khamenei.

Aksi turun ke jalan masih berlanjut hingga Kamis ketika ribuan pendukung Mir Hossein Mousavi turun ke jalan mengenakan pakaian hitam dan berjalan dalam diam sebagai lambang berkabung atas tewasnya tujuh pemrotes. Kubu reformis pendukung Mousavi berencana kembali turun ke jalan pada Sabtu ini. Otoritas telah menyatakan tidak memberi izin atas protes tersebut.

Pemrotes masih menuntut digelarnya pemilu ulang. Salah seorang pemrotes, mahasiswa berusia 29 tahun yang tidak disebutkan namanya, menuturkan, para pemrotes tidak akan lelah dan akan turun ke jalan setiap hari.

Hari Sabtu ini, Dewan Garda, badan paling berkuasa di Iran, akan bertemu dengan tiga kandidat presiden yang kalah untuk membahas 646 gugatan pemilu yang mereka layangkan. Meskipun bersedia melakukan penghitungan ulang suara sebagian, Dewan Garda telah menyatakan tidak akan membatalkan hasil pemilu.

Reaksi dunia atas pemilu Iran terbagi antara negara-negara prodemokrasi di Barat beserta sekutu-sekutunya yang menentang hasil pemilu dan sekutu ekonomi Iran, terutama negara sedang berkembang, yang menerima hasil pemilu.(ap/afp/reuters/fro)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com