Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemerintah Vs Teknologi Internet

Kompas.com - 19/06/2009, 06:28 WIB

”Barisan dukung Mousavi tetap sesuai rencana jam 5 sore,” begitu salah satu pesan singkat atau ”tweet” di Twitter.

”Semoga sukses. Jangan bawa mobil,” bunyi pesan lain.

”Kata teman saya, ada 100 siswa yang ditahan. Para bajingan itu menyerang kita tanpa alasan jelas. Banyak sekali gas air mata yang dilempar ke arah kita. Saya minta tolong ke siapa saja yang bisa datang ke sini. Jangan tinggalkan kami,” begitu bunyi ”tweet” yang lain seperti yang dikutip di cnn.com.

Pesan-pesan berisi dukungan atau pengumuman seperti ini yang berseliweran setiap saat di Twitter. Meski dibatasi hingga 140 karakter, Twitter menjadi alternatif vital setelah pemerintah memblokir fasilitas pesan singkat (SMS) di telepon genggam. Khawatir pemerintah melacak identitas pengguna Twitter, banyak pengguna Twitter di luar negeri yang mengubah identitas dan alamatnya agar seakan-akan terlihat berada di Iran. Tujuannya untuk membingungkan pemerintah.

Saking pentingnya Twitter di Iran, Pemerintah AS meminta pengelola Twitter menunda jadwal perawatan. Pasalnya, Twitter harus dimatikan untuk sementara (kira-kira satu jam) jika dalam proses perawatan.

Meski jaringannya masih terbilang lamban, jumlah pengguna internet di Iran ”luar biasa”. Laporan OpenNet Initiative tahun 2007 menyebutkan lebih dari 23 juta dari 70 juta jumlah penduduk Iran memiliki akses internet (lebih dari 60 persen berusia di bawah 20 tahun).

Kesulitan akses internet Iran ini ditangkap simpatisan siber (cyber) di seluruh dunia yang beramai-ramai membantu warga Iran mengelabui sensor. Netter mengatur komputer dengan setelan proxy server yang bisa dipakai di dalam Iran. ”Kalau semua orang pakai proxy yang bisa mengubah rute lalu lintas Twitter, sulit dilacak dan tidak bisa diblokir,” kata konsultan teknologi AS, Nitin Borwankar.

Internet adalah jaringan yang akan mencari jalan-jalan alternatif untuk memastikan masuknya arus data tanpa hambatan. Pada prinsipnya, internet pasti akan mencari jalan saat terbentur hambatan. Berhasil atau tidak tergantung kelihaian pengguna internet.

Para pengguna Twitter di berbagai negara mengubah setelan waktu dan lokasi agar mereka terlihat seperti mengirim pesan dari Iran. Bukan hanya itu, netter juga mengirimkan perangkat lunak untuk membongkar filter internet atau ”menyerang” situs-situs yang mendukung Ahmadinejad. ”Ini terjadi spontan,” kata Memarian, pengamat jurnalisme di University of California, Berkeley.

Menurut Memarian, kini internet berperan sangat penting di Iran. Memarian juga mengaku ragu pemerintah akan bisa memblokir jaringan telepon dan satelit di seluruh negeri karena itu juga akan mengganggu komunikasi militer dan kepolisian. Bisa saja memblokir jalur-jalur tertentu, tetapi tidak akan bisa memblokir semua jaringan.(REUTERS/AFP/AP/LUK)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com