Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketegangan Iran Dongkrak Harga Minyak

Kompas.com - 19/06/2009, 03:54 WIB

LONDON, KOMPAS.com - Harga minyak naik setelah berlangsung penurunan tajam cadangan minyak mentah AS dan kerusuhan  di eksportir minyak Iran dan Nigeria. Kontrak berjangka utama New York, minyak mentah "light sweet" untuk pengiriman Juli, menguat 33 sen menjadi 71,36 dollar AS per barrel.
     
Minyak mentah "Brent North Sea" untuk pengiriman Agustus naik 32 sen menjadi 71,17 dollar AS per barell.  Para analis mengatakan, penurunan tajam cadangan minyak mentah AS menunjukkan permintaan energi telah meningkatkan di AS, konsumen energi terbesar di dunia.   Laporan mingguan Departemen Energi AS (DOE) yang dirilis Rabu, menunjukkan stok minyak mentah jatuh pada minggu kedua bulan berjalan, 3,9 juta barel, jauh lebih tajam daripada prediksi para analis.
     
Data adalah "sebuah tas beragam," ujar analis ODL Securities Paun Marius pada Kamis. "Lebih besar dari perkiraan penaeikan dalam cadangan minyak mentah mengindikasikan permintaan meningkat, namun pasokan tetap masih berkelebihan dengan surplus di atas rata-rata  lima tahun, terbantu oleh lebih besarnya daripada perkiraan penambahan dalam stok bensin."
     
Di produsen minyak di Iran, oposisi negara itu berencana turun ke jalan-jalan dan berkabung atas tewasnya pemrotes dalam kekerasan pasca pemilu. Hal ini meningkatkan tekanan pada rezim Islam atas sengketa suara dalam pemilihan presiden.
     
Menghadapi krisis terbesar mereka sejak revolusi 1979, para penguasa negara Islam telah menyerang dan menawan pemrotes dan kelompk reformis, memperketat cengkraman mereka pada media dan menyerang "campur tangan" pihak asing, termasuk AS.  

Sementara di Nigeria, pengekspor minyak utama Afrika, para militan mengatakan mereka telah menghancurkan pipa  utama minyak mentah milik Royal Dutch Shell, sehubungan kelanjutan kampanye mereka melawan perusahaan-perusahaan asing.
     
Shell telah menjadi target serangan militan di Nigeria selatan selama tiga tahun, memaksanya untuk menutup beberapa fasilitas dan menangguhkann kewajiban  kontrak kepada para pelanggannya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com