JAKARTA, KOMPAS.com - Indonesia sebagai salah satu negara berpenduduk mayoritas Muslim terbesar di dunia diharapkan bisa menjadi tuan rumah untuk kegiatan konferensi wakaf internasional pada 2010.
"Kegiatan wakaf internasional sangat bernilai positif, apalagi Indonesia memilih cukup banyak pemanfaatan tanah wakaf yang dinilai belum berproduktif," kata Ketua Badan Wakaf Indonesia (BWI), KH, Tholhah Hasan, di Jakarta, Senin (15/6).
Menurut Menag era Presiden Abdurrahman Wahid itu bila pelaksanaan konferensi internasional yang dilakukan sekali dalam tiga tahun itu diselenggarakan di Tanah Air, hal itu akan memberikan nilai positif bagi masyarakat Indonesia.
Ia mengatakan, pusat kegiatan wakaf internasional yang selalu dilaksanakan di negara-negara Arab khususnya (Arab Saudi), diharapkan bisa juga terlaksana di Indonesia. "Ini sangat penting, apalagi Indonesia merupakan negara yang berpenduduknya Islam terbesar di dunia," katanya.
BWI yang baru dibentuk dua tahun lalu berdasarkan Kepres nomor:75/M/2007 yang berpijak pada UU No:41/2004, mempunyai tugas melakukan pembinaan terhadap "nashir" (orang yang mengelola harta wakaf) baik tanah wakaf maupun dalam bentuk harta (uang tunai).
Adapun visi dari BWI itu adalah terwujudnya lembaga independen yang dipercaya masyarakat, mempunyai kemampuan dan integritas untuk mengembangkan perwakilan nasional dan internasional.
Sementara misi adalah, menjadikan BWI sebagai lembaga profesional yang mampu mewujudkan potensi dan manfaat ekonomi harta benda untuk kepentingan ibadah dan kesejahteraan umum. "Saya nilai dengan visi dan misi BWI tersebut, pemerintah harus memberi dukungan moril dan finansial untuk menjadi tuan rumah kegiatan konferensi wakaf internasional," katanya.