Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Refleksi Dukungan Indonesia bagi Palestina

Kompas.com - 09/06/2009, 21:30 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah Indonesia merefleksikan dukungannya bagi bangsa Palestina dengan menjadi tuan rumah "United Nations Asian and Pasific Meeting on the Question of Palestine" di Jakarta pada 8-9 Juni 2009.      "Ini merupakan pertemuan tahunan yang dilaksanakan oleh PBB dan menjadi kehormatan bagi kita sebagai tuan rumah," ujar Direktur Keamanan Internasional dan Perlucutan Senjata, Departemen Luar Negeri (Deplu), Desra Percaya di Jakarta, Selasa (9/6).

"Bentuk dukungan lain yang telah dilakukan oleh Indonesia bersama negara-negara Asia-Afrika lainnya adalah memberikan pelatihan diplomat, teknisi, arsitektur dan bisnis," tambahnya. Untuk pelatihan para diplomat asal Palestina tersebut, Desra mengatakan pelaksanaannya di Deplu.
     
"Pemberian pelatihan tersebut untuk memberikan kemampuan kapasitas kepada bangsa Palestina, bila terwujud menjadi negara merdeka," ujarnya. Indonesia merupakan salah satu negara yang terdepan dalam memperjuangkan hak-hak bangsa Palestina, termasuk saat ada serangan Israel, yang menewaskan lebih 1.000 warga Palestina di Jalur Gaza.
     
Salah satu cara yang ditempuh Indonesia, menurut Desra, adalah antara lain dengan diplomasi multilateral baik di Dewan Keamanan PBB maupun Majelis Umum PBB.  Mantan Rektor Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Prof. Dr. Azyumardi Azra yang menjadi salah seorang pembicara juga mengatakan selain dukungan dari pemerintah Indonesia, organisasi-organisasi masyarakat madani di Indonesia memberikan dukungan besar bagi bangsa Palestina.
     
Ia membagi organisasi masyarakat madani tersebut dalam tiga kelompok yakni kelompok pertama yang moderat, keras dan kelompok yang terdiri atas lembaga swadaya masyarakat yang berbasis Muslim. "Sekumpulan dokter yang tergabung dalam organisasi Mer-C dan relawan dari Bulan Sabit Merah telah berangkat ke Gaza untuk memberikan bantuan media, menyusul serangan-serangan oleh Israel beberapa waktu lalu," kata Azyumardi.
     
Pada bagian lain ia berpendapat bahwa negara Palestina sulit terwujud jika masih ada pertikaian di antara gerakan Hamas dan Fatah. Menurut dia, kedua faksi itu hendaknya melakukan rekonsiliasi.
     
Berbicara tentang pemerintahan Barack Obama terkait dengan konflik Palestina-Israel, Azyumardi berharap Presiden Obama yang pernah berada di Indonesia semasa kanak-kanak membawa angin segar bagi penyelesaian konflik yang terlah berlangsung lebih 60 tahun itu. Peneliti senior LIPI Hamdan Basyar yang mengikuti pertemuan itu mengatakan konflik tersebut belum juga terselesaikan karena Israel tak mau berubah sikap.
     
Para pakar mengatakan negara Yahudi itu tidak mematuhi resolusi-resolusi PBB dan masih mengembangkan permukiman Israel serta menambah tempat-tempat pemeriksaan di Tepi Barat yang diduduki padahal masyarakat internasional mengecamnya."Solusi dua negara sudah diajukan tapi implementasinya baru hanya satu negara yakni Israel di kawasan itu," ujar Hamdan. "Presiden Obama harus menekan Israel. Tapi apakah ia bisa melakukan hal itu?"

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com