Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Tamil Tolak Dikembalikan ke Sri Lanka

Kompas.com - 05/06/2009, 14:20 WIB

MEULABOH, KOMPAS.com — Sebanyak 55 warga Tamil asal Sri Lanka, yang terdampar dan kini ditampung sementara di Lembaga Pemasyarakatan (LP) Meulaboh, Aceh Barat, menolak dipulangkan. Pejabat Kedutaan Besar Sri Lanka untuk Indonesia Kapila Ubey Sekera dan Juru Bahasa Tamil Muhammad Naleer, yang tiba di Meulaboh, Aceh Barat, Kamis (4/6), dilaporkan gagal membujuk warganya agar pulang ke Sri Lanka.

Kedatangan diplomat Sri Lanka itu ke Meulaboh didampingi oleh tiga pejabat Departemen Luar Negeri (Deplu) RI, masing-masing Dionnisius Elvan Suasono, Muhammad Iqbal, dan Maluno Aprialdy Marni. Kedatangan pejabat Sri Lanka ini dilaporkan mendapat pengawalan ketat dari aparat kepolisian Polres Aceh Barat.

Guna menghindari hal-hal yang tak diinginkan, Polres Aceh Barat melakukan sterilasi lingkungan LP Meulaboh, termasuk menggeledah satu per satu ke 55 warga Tamil itu. Sebelum melakukan negosiasi dengan 55 warga Sri Lanka itu, pejabat Diplomat Dubes Sri Lanka untuk Indonesia, Kapila Ubey Sekera, yang didampingi penerjemah bahasa Tamil, Muhammad Naleer, serta Kepala Imigrasi Meulaboh, Suryo Santoso, Kalapas Ridwan Salam, serta pejabat Polres Aceh Barat, Kapila, sempat melakukan pertemuan dengan lima perwakilan warga Tamil dari negaranya itu.

Proses negosiasi yang turut dijaga ketat oleh aparat kepolisian tersebut, antara warga Tamil dan pejabat dari Kedubes Sri Lanka itu dilaporkan sempat terjadi ketegangan. Mereka mengaku tak mau dipulangkan kembali ke negara asalnya itu dengan alasan bahwa kondisi keamanan dan keselamatan mereka tidak terjamin.

Sejumlah warga Tamil yang ditemukan terdampar dan kemudian ditampung sementara di LP Meulaboh, sejak 14 Mei lalu itu tampak sempat berteriak dan menangis histeris. Mereka mengaku banyak kerabat dan keluarga mereka yang tewas dalam operasi penumpasan kelompok pemberontak Macan Tamil Eelam (LTTE) oleh pasukan keamanan Sri Lanka.

Suaka politik

Seorang warga Tamil, Raaj, yang mewakili teman-temannya, menuturkan tetap tak mau kembali ke Sri Lanka meski Kapila sudah mencoba meyakinkan dengan menyatakan Sri Lanka kini sudah aman karena para pemberontak telah dikalahkan oleh pemerintah. “Lebih baik kami mati di sini, di Indonesia, daripada kami harus dibunuh oleh tentara Sri Lanka,” katanya.

Raaj yang mewakili rekan-rekannya itu juga menyampaikan ucapan terima kasih atas perlakuan baik yang diberikan Pemerintah Indonesia khususnya pihak Deplu, IOM, Imigrasi, serta lembaga pemasyarakatan. “Kami juga terus berusaha untuk mendapatkan suaka politik kepada negara-negara yang bersimpati dan mau menampung kami,” katanya.

Karena itu, Raaj dan kawan-kawan juga berharap agar pihak internasional lainnya, seperti Australia, Amerika Serikat, Inggris, Perancis, serta Negara Uni Eropa lainnya, supaya bersedia menampung mereka dan memberi suaka politik yang kini sedang mereka perjuangkan itu. “Kami telah bertekad untuk tidak akan kembali lagi ke negara kami di Sri Lanka, karena kami tak mau mati dibunuh,” ujarnya.

Sementara itu, Kepala Kantor Imigrasi Meulaboh, Aceh Barat, Suryo Santoso, yang ditanya seputar nasib 55 warga Tamil itu, mengatakan, sejauh ini pihaknya belum bisa memastikannya. “Kami tidak berwenang untuk memberikan komentar terhadap persoalan ini,” katanya. (edi)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com