Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Soal Ambalat, Presiden Harus Tegas

Kompas.com - 04/06/2009, 17:32 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Memanasnya hubungan Indonesia-Malaysia soal Ambalat disebabkan sikap pemerintah yang tidak tegas dan selalu mencoba menggunakan jalan diplomatik.

"Diplomatik upaya paling lunak dan tidak keras, Malaysia ingin masalah ini terinternasionalisasi karena mereka tahu Indonesia adalah negara yang reaktif," ujar Syamsul Hadi, dosen Hubungan Internasional Universitas Indonesia, seusai diskusi yang bertajuk "Ekonomi Asing vs Ekonomi Kerakyatan", di Jakarta, Kamis (4/6).

"Beda dengan Malaysia yang mempunyai kultur hukum yang kuat, sehingga apa-apa diputuskan sangat rigid," imbuhnya.

Menurut Syamsul, saat ini diperlukan adalah ketegasan dari pemimpin tertinggi. Pernyataan seorang presiden menjadi sangat penting. "SBY seharusnya membuat statement Indonesia tidak rela kedaulatannya diinjak. Langkah-langkah yang ditempuh sekarang menjadi percuma," tuturnya.

Menurutnya, Indonesia adalah negara yang memiliki kekuatan di ASEAN, dan harus menggunakan kekuatan tersebut dan masalah ini serius.

Ia juga meyakini tidak akan terjadi perang antara Indonesia dan Malaysia. Yang terjadi hanyalah perang urat syaraf. "Malaysia ingin membawa Indonesia kepada arbitrasi internasional dan ini harus dipotong, caranya dengan statement Presiden tadi," katanya.

Syamsul menambahkan, seharusnya dalam pertemuan di Korea Selatan, Presiden Yudhoyono membicarakan hal tersebut. "Sekarang saya justru merasa kasihan dengan Deplu," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com