Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengembangan Pariwisata Jateng Terancam

Kompas.com - 01/06/2009, 22:12 WIB

SEMARANG, KOMPAS.com - Pembekuan sementara rute penerbangan internasional Semarang-Singapura berpotensi menghambat pengembangan sektor pariwisata di Kota Semarang dan sekitarnya. Hal ini karena akses langsung merupakan keunggulan dalam menumbuhkan kunjungan wisata.

"Penambahan waktu dan biaya menjadi pertimbangan wisatawan dan pengusaha. Tidak adanya akses langsung tentu membuat mereka malas berkunjung ke Semarang," ujar Wakil Ketua Bidang Pariwisata, Promosi, dan Investasi Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jawa Tengah, Benita Eka Arijani, di Kota Semarang, Senin (1/6).

Para pelaku usaha pariwisata dan pengusaha pada umumnya kecewa dengan keputusan Garuda menutup rute Semarang-Singapura ini. Benita mengungkapkan, tidak adanya penerbangan langsung membuat kunjungan wisata dan investasi di Kota Semarang akan berkurang. "Apalagi, bulan Juni merupakan peak season karena masa liburan sekolah," ujar Benita, yang dua bulan sekali memanfaatkan penerbangan ini.

Ketua Harian Semarang Tourism Board Teguh Kismarjanto mengatakan, dihapusnya rute Semarang-Singapura ini merupakan kemunduran bagi pengembangan pariwisata di Kota Semarang. Pasalnya, bandara merupakan pintu gerbang paling ekonomis bagi para wisatawan asing.

Padahal, para pelaku usaha pariwisata di Kota Semarang sedang membidik wisatawan asing asal Singapura dan Malaysia untk berkunjung ke Kota Semarang. Hal ini karena adanya akses penerbangan langsung Semarang-Singapura. "Karena Semarang memiliki keunikan yang membuat turis asal dua negara tersebut tertarik untuk mengunjungi seperti Klenteng Sam Poo Kong dan Pecinan," ujarnya.

Teguh mengharapkan, Garuda kembali membuka rute tersebut meskipun pelayanannya tidak harus setiap hari. Hal ini untuk menyiasati tingkat keterisian penumpang yang rendah di harihari tertentu.

General Manager PT Garuda Indonesia Jawa Tengah Kokoh Ritonga mengatakan, pembekuan sementara rute Semarang-Singapura mulai 1 Juni hingga 24 Oktober ini merupakan bentuk penyesuaian terhadap permintaan pasar dan antisipasi dari krisis global yang terjadi. "Hal ini mengingat rata-rata tingkat keterisian penumpang dari rute tersebut teleh memenuhi target perusahaan. Rata-rata pesawat membawa 60 persen dari kapasitas 110 penumpang," ujar Kokoh.

Status tidak berubah

Meskipun untuk sementara tidak melayani rute penerbangan internasional, pihak PT Angkasa Pura I memastikan status Bandara Ahmad Yani sebagai bandara internasional tidak berubah.

Manajer Operasional PT Angkasa Pura I Bandara Ahmad Yani Edi Hartono mengatakan, Bandara Ahmad Yani tetap memenuhi standar sebagai sebuah bandara internasional. "Kami tetap memiliki petugas CIQ (Custom Immigration Quarantine) sesuai persyaratan internasional. Lagi pula, penutupan rute tersebut hanya sementara," katanya.

Rencananya, Bandara Ahmad Yani akan kembali melayani rute penerbangan internasional pada 17 Juli mendatang. Menurut Edi, maskapai Air Asia yang akan membuka rute Semarang-Singapura dan Semarang-Kuala Lumpur pada tangal tersebut. "Izin prinsip rutenya sudah dikeluarkan, tetapi kita belum mengetahui frekuensi penerbangan dari pihak Air Asia," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com