Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ancaman terhadap Asia di Balik Nuklir Korut

Kompas.com - 31/05/2009, 10:05 WIB

SINGAPURA, KOMPAS.com — Perkembangan persenjataan nuklir dan rudal berjarak jauh Korea Utara merupakan isyarat masa depan kelam. Menteri Pertahanan AS Robert Gates menerangkan, kemajuan tersebut perlu direspons secara darurat dengan tekanan lebih besar terhadap rezim komunis Korea Utara agar mengubah pandangannya.

Gates menerangkan, program nuklir Korea Utara saat ini tidak mewakili ancaman militer secara langsung terhadap AS sehingga Washington merasa belum perlu menambah kehadiran pasukan di Korea. Namun, menurut Gates, pengembangan nuklir Korea Utara berpotensi memicu perlombaan pengembangan senjata secara meluas di Asia.

Dalam KTT Keamanan Asia di Singapura, Sabtu (30/5), Gates menjelaskan, taktik intimidasi Korea Utara untuk mendapatkan bantuan dari negara lain telah membuat lima negara yang bernegosiasi dengan negara komunis itu kehilangan kesabaran. Korea Utara mengingkari janjinya terhadap lima negara yang melobi agar negara ini menghentikan upaya pengembangan nuklir apabila mendapatkan bantuan, di antaranya bantuan pangan.  

"Negara-negara itu, AS, Korea Selatan, China, Rusia, dan Jepang, perlu kembali memikirkan langkah apa yang harus diambil (terhadap uji coba terbaru persenjataan Korut)," kata Gates.

"Saya kira setiap orang di ruangan ini mengenal taktik yang digunakan oleh Korea Utara. Negara ini menciptakan krisis dan kita harus menanggung dampak dari kembalinya status quo," kata Gates dalam sebuah sesi tanya dan jawab.

Pernyataan keras juga disampaikan oleh Menteri Pertahanan Korea Selatan dan bahkan China, sekutu kuat Korea Utara yang hadir dalam konferensi itu. Menteri Pertahanan Korea Selatan dan China khawatir uji coba nuklir dan rudal Korea Utara dapat memicu timbulnya pertempuran di Asia.

Korea Utara telah menekankan tidak akan menghormati lagi perjanjian gencatan senjata pada 1953 dengan Korea Selatan. Ancaman Korea Utara itu disampaikan setelah Seoul bergabung dengan aliansi keamanan internasional untuk mengekang penyelundupan nuklir lintas laut.

Dewan Keamanan PBB sedang menyusun sanksi militer dan keuangan terhadap Korea Utara sebagai hukuman terhadap uji coba persenjataan Korea Utara belakangan. Sanksi serupa telah secara sporadis diberlakukan menyusul uji coba atom Pyonyang pada 2006, tetapi diabaikan oleh China dan Rusia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com