DHAKA, KOMPAS.com - Polisi Bangladesh menangkap 250 prajurit perbatasan yang dituduh mengobarkan kekerasan di negara itu selama pemberontakan yang meletus di sebuah pangkalan militer di Dhaka. Sebelum penangkapan tahap terakhir itu, 1.300 prajurit dengan berbagai pangkat sudah ditahan karena dituduh melakukan pemberontakan pada Februari di ibukota Bangladesh itu.
Prajurit-prajurit yang ditangkap Kamis itu memiliki kaitan dengan kekerasan yang meluas di beberapa daerah pada hari kedua dari pengepungan 33 jam dan dilakukan di pangkalan-pangkalan paramiliter Bangladeshi Rifles (BDR). Secara keseluruhan, 250 prajurit BDR ditangkap pada Kamis (14/5).
Lebih dari 70 orang tewas, termasuk 56 perwira senior angkatan darat, dalam pemberontakan pada 25 Februari itu. Hasil penyelidikan tim terpisah pemerintah dan militer atas kejadian itu masih belum diumumkan.
Dua puluh prajurit perbatasan tewas selama dalam penahanan terkait dengan pemberontakan, yang mengakibatkan kelompok-kelompok HAM segera menuntut dilakukan penyelidikan atas kematian mereka. Kelompok-kelompok itu menuduh bahwa beberapa dari tahanan-tahanan tersebut tewas karena disiksa. Menurut militer Bangladesh, semua tahanan itu tewas karena bunuh diri atau sakit.