Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Flu Babi, Pemerintah Tingkatkan Kesiapsiagaan

Kompas.com - 30/04/2009, 17:52 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Pemerintah meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi kemungkinan penularan virus influenza babi tipe A subtipe H1N1 baru pada manusia menyusul keputusan Organisasi Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO) meningkatkan fase kewaspadaan pandemi dari fase empat ke fase lima atau fase terakhir sebelum pandemi (fase enam).
    
"Ini merupakan sinyal kuat bahwa pandemi sudah dekat. Meski sampai sekarang belum ada kasus yang dilaporkan, pemerintah siap melaksanakan rencana kesiapsiagaan dan respons menghadapi pandemi yang sudah diperbarui bulan Maret 2008," kata Ketua Pelaksana Harian Komite Nasional Pengendalian Flu Burung dan Kesiapsiagaan menghadapi Pandemi Influenza (Komnas FBPI) Bayu Krisnamurthi di Jakarta, Kamis (30/4).
    
Bayu menjelaskan, dalam hal ini langkah awal yang dilakukan pemerintah adalah meningkatkan surveilans (pelacakan) di daerah perbatasan darat serta pelabuhan laut dan darat supaya bisa mendeteksi secara dini kasus-kasus penyakit yang dicurigai sebagai flu babi.

Pemerintah, dia melanjutkan, juga memperingatkan warga supaya tidak melakukan perjalanan ke Meksiko dan memberikan saran perjalanan ke delapan negara yang dikonfirmasi terdapat flu babi, yakni Amerika Serikat, Kanada, Selandia Baru, Inggris, Israel, Spanyol, Austria, dan Jerman.

Departemen Kesehatan juga menyiagakan fasilitas pelayanan kesehatan, pusat surveilans, dan laboratorium pemeriksaan spesimen virus serta mendistribusikan obat antiviral oseltamivir dan alat perlindungan personal ke fasilitas pelayanan kesehatan.

"Semua melakukan berbagai upaya untuk mencegah virus masuk, tapi kalau sudah ada penularan dari manusia ke manusia seperti ini yang terpenting tetap pertahanan individu masyarakat," katanya.

Oleh karena itu, dia melanjutkan, pemerintah akan menyebarluaskan brosur berisi informasi tentang influenza babi pada manusia akibat infeksi virus H1N1 baru, serta upaya untuk mencegah dan menghindarinya.

"Meski kelihatannya sepele, namun yang bisa dilakukan untuk mencegah penularan penyakit ini adalah dengan mencuci tangan dengan air bersih dan sabun setelah melakukan aktivitas. Juga praktik etiket batuk dan bersin, tutup mulut saat batuk atau bersin dan gunakan masker saat kena flu," katanya.

Ia juga menyarankan warga yang terserang flu supaya tetap tinggal di rumah dan segera memeriksakan diri ke fasilitas pelayanan kesehatan setempat jika terserang flu bersamaan dengan sejumlah orang di sekitarnya.

"Kami juga menyediakan layanan ’SMS Center’ dan ’call center’ untuk masalah ini.  Masyarakat bisa meminta atau memberikan informasi mengenai penyakit ini melalui fasilitas tersebut," katanya.

Pusat layanan pesan pendek (SMS) bisa dijangkau di nomor 0812-80 000 358/0819-790 4919 dan layanan telepon ke posko Kejadian Luar Biasa (KLB) Departemen Kesehatan di nomor 021-425 7125.              

Hingga saat ini, kasus flu babi dikonfirmasi terjadi di Amerika Serikat (91 kasus dengan satu kematian), Meksiko (26 kasus dengan tujuh kematian), Kanada (13 kasus), Selandia Baru (tiga kasus), Inggris (lima kasus), Israel (dua kasus), Spanyol (empat kasus), Austria (satu kasus), dan Jerman (tiga kasus).

Pada Rabu (29/4), kantor berita Xinhua melaporkan jumlah kematian 25 orang di Meksiko yang diduga berhubungan dengan flu babi, sementara 89 orang dirawat di rumah sakit dengan gejala serupa flu babi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com