Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Indonesia Siapkan 3 Juta Dosis

Kompas.com - 30/04/2009, 05:41 WIB
 
 

JAKARTA, KOMPAS.com - Untuk mengantisipasi penularan virus flu babi H1N1 di Indonesia, Departemen Kesehatan menyiapkan 3 juta dosis obat yang pada dasarnya sama dengan untuk flu burung H5N1, yaitu oseltamivir.

Demikian dikatakan Direktur Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang Departemen Kesehatan Rita Kusriastuti saat dihubungi, Rabu (29/4) di Jakarta. Obat dari pendanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara ada 3 juta dosis. Persediaan bantuan internasional yang ada di Indonesia 1,9 juta dosis.

Masih ada persediaan cadangan untuk negara-negara Asia, 5 juta dosis, yang tersedia di Singapura. Indonesia bisa mengambilnya jika perlu.

Depkes juga menyiapkan 100 rumah sakit rujukan yang berkemampuan menangani kasus flu babi. Tiap rumah sakit itu memiliki ruang isolasi pasien, ventilator, dan beberapa fasilitas kesehatan lain. Simulasi pandemi influenza juga sudah beberapa kali dilakukan di sejumlah tempat, antara lain RSUP Dr Sardjito di Yogyakarta, kemarin.

Pihak RSUP Dr Sardjito menyiapkan 12 kamar, empat di antaranya kamar isolasi penuh dilengkapi dengan fasilitas khusus, termasuk masker N95 (khusus flu babi). Persediaan tamiflu pun masih cukup. ”Jika ada pasien masuk, ada 22 perawat dan 20 dokter,” ujar Kepala Bagian Hukum dan Humas RSUP Dr Sardjito Heru Trisno Nugroho.

Di Jawa Barat, selain RS Hasan Sadikin (RSHS), Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Subang, Garut, Cirebon, dan Kota Sukabumi juga siap menjadi rujukan pasien flu babi.

”Cara penanggulangan flu burung dan flu babi hampir sama. Dengan pengalaman menangani kasus flu burung, kita relatif siap,” kata Rita.

Persediaan tamiflu di Jabar tergolong cukup, ada 2.000-an dosis disimpan dinas kesehatan dan 7.000 dosis di RSHS.

Adapun Bali sebagai daerah kunjungan wisata utama dunia menyiagakan RSUP Sanglah yang selama ini menjadi RS rujukan utama. Persediaan tamiflu pun mencukupi.

Sementara itu, alat pemindai suhu tubuh (thermoscanner) di Bandara Internasional Adisumarmo, Surakarta, Jawa Tengah, mendapati seorang penumpang dari Malaysia dengan suhu tubuh mencapai 40° celsius. Penumpang yang merupakan tenaga kerja Indonesia itu sempat diwawancarai, tetapi ia lalu dibolehkan melanjutkan perjalanan. Hal itu mengingat dalam seminggu terakhir ia hanya menetap di Malaysia yang masih dinyatakan bebas flu burung dan flu babi.

Dengan belum adanya pengumuman dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tentang flu babi, menurut dokter pada Kantor Kesehatan Pelabuhan Semarang Wilayah Kerja Bandara Adisumarmo, dr Arqu Aminuzzab, ”Kami tidak bisa membawa ke ruang karantina karena mengganggu kenyamanan perjalanan mereka.” (EVY/LSD/BEN/EKI/CHE/REK/ILO)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 22 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 22 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Veteran Perang Jadi Jemaah Haji Tertua, Berangkat di Usia 110 Tahun

Veteran Perang Jadi Jemaah Haji Tertua, Berangkat di Usia 110 Tahun

Nasional
Salim Said Meninggal Dunia, PWI: Indonesia Kehilangan Tokoh Pers Besar

Salim Said Meninggal Dunia, PWI: Indonesia Kehilangan Tokoh Pers Besar

Nasional
Indonesia Perlu Kembangkan Sendiri 'Drone AI' Militer Untuk Cegah Kebocoran Data

Indonesia Perlu Kembangkan Sendiri "Drone AI" Militer Untuk Cegah Kebocoran Data

Nasional
Tokoh Pers Salim Said Meninggal Dunia

Tokoh Pers Salim Said Meninggal Dunia

Nasional
Sekjen PBB: Yusril Akan Mundur dari Ketum, Dua Nama Penggantinya Mengerucut

Sekjen PBB: Yusril Akan Mundur dari Ketum, Dua Nama Penggantinya Mengerucut

Nasional
Sekjen DPR Gugat Praperadilan KPK ke PN Jaksel

Sekjen DPR Gugat Praperadilan KPK ke PN Jaksel

Nasional
Gaduh Kenaikan UKT, Pengamat: Jangan Sampai Problemnya di Pemerintah Dialihkan ke Kampus

Gaduh Kenaikan UKT, Pengamat: Jangan Sampai Problemnya di Pemerintah Dialihkan ke Kampus

Nasional
15 Tahun Meneliti Drone AI Militer, 'Prof Drone UI' Mengaku Belum Ada Kerja Sama dengan TNI

15 Tahun Meneliti Drone AI Militer, "Prof Drone UI" Mengaku Belum Ada Kerja Sama dengan TNI

Nasional
Pengembangan Drone AI Militer Indonesia Terkendala Ketersediaan 'Hardware'

Pengembangan Drone AI Militer Indonesia Terkendala Ketersediaan "Hardware"

Nasional
Indonesia Harus Kembangkan 'Drone AI' Sendiri untuk TNI Agar Tak Bergantung ke Negara Lain

Indonesia Harus Kembangkan "Drone AI" Sendiri untuk TNI Agar Tak Bergantung ke Negara Lain

Nasional
Tak Kunjung Tegaskan Diri Jadi Oposisi, PDI-P Dinilai Sedang Tunggu Hubungan Jokowi dan Prabowo Renggang

Tak Kunjung Tegaskan Diri Jadi Oposisi, PDI-P Dinilai Sedang Tunggu Hubungan Jokowi dan Prabowo Renggang

Nasional
Tingkatkan Kapasitas SDM Kelautan dan Perikanan ASEAN, Kementerian KP Inisiasi Program Voga

Tingkatkan Kapasitas SDM Kelautan dan Perikanan ASEAN, Kementerian KP Inisiasi Program Voga

Nasional
9 Eks Komisioner KPK Surati Presiden, Minta Jokowi Tak Pilih Pansel Problematik

9 Eks Komisioner KPK Surati Presiden, Minta Jokowi Tak Pilih Pansel Problematik

Nasional
Tak Undang Jokowi di Rakernas, PDI-P Pertegas Posisinya Menjadi Oposisi

Tak Undang Jokowi di Rakernas, PDI-P Pertegas Posisinya Menjadi Oposisi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com