Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lampung Pantau Terus Peternakan Babi

Kompas.com - 27/04/2009, 16:32 WIB

BANDARLAMPUNG, KOMPAS.com - Pemerintah Kabupaten Lampung Selatan kini meningkatkan pemantauan di berbagai peternakan di kabupaten itu untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya serangan flu babi.
    
"Lampung Selatan memang memiliki beberapa peternakan babi. Kami meningkatkan pemantauan di peternakan babi itu, sekaligus menyampaikan sosialisasi tentang bahaya penyakit itu," kata Kepala Dinas Peternakan Lampung Selatan, A Kandrie, di Kalianda, sekitar 60 km selatan Bandarlampung, Senin (27/4).
    
Menurut Kandrie , pihaknya pada Selasa (28/4) di Desa Tanjung Ratu, Kecamatan Ketibung, Lamsel, akan memberikan penyuluhan tentang perizinan pengelolaan peternakan babi, sekaligus menyampaikan hal- hal mengenai upaya pencegahan terjadinya kasus flu babi.
    
"Peternakan babi di Ketibung itu bermasalah soal izin dan besok dilakukan pertemuan. Kami dalam kesempatan itu juga akan menyampaikan masalah bahaya flu babi," katanya.
    
Ia mengatakan, di Lampung Selatan terdapat sejumlah peternakan babi, termasuk dua peternakan berskala besar di Kecamatan Ketibung. Babi asal Lampung Selatan dikirimkan ke daerah Jakarta dan Sumatera Utara, sehingga tidak ada ekspor babi sampai sekarang dari daerah itu.
    
Mengenai kemungkinan masuknya babi impor atau turunan daging babi ke Lampung Selatan, ia mengatakan bahwa pihaknya akan meningkatkan pengawasan bersama pihak terkait, seperti Balai Karantina Hewan Lampung Selatan.         
    
Kabupaten Lampung Selatan dan Kota Bandarlampung merupakan daerah lintas  sehingga hewan ternak yang dikirimkan ke Jawa atau daerah Sumatera lainnya biasanya menggunakan jalan lintas di wilayah kedua daerah itu.
    
Lampung merupakan daerah endemis flu burung. Kasus serangan AI terhadap unggas telah ditemukan di seluruh kabupaten/kota di Lampung, sementara suspect flu burung mencapai 30 orang sejauh ini.
    
Pemerintah Indonesia mengintensifkan surveilans (pemantauan) kasus influenza di daerah konsentrasi peternakan babi untuk mengantisipasi kemungkinan penyebaran penyakit flu babi (swine influenza) pada manusia yang dalam beberapa bulan terakhir merebak di beberapa negara Amerika Utara.
   
"Penyakit ini ada di Indonesia, tapi tidak menyerang manusia.  Meski demikian pemerintah tetap mengambil langkah-langkah untuk pencegahan.  Daerah dengan populasi babi tinggi akan dipantau kasusnya, baik pada babi maupun pada manusia," kata Menko Kesra  Aburizal Bakrie di Jakarta, Senin.
    
WHO pun sudah menetapkan kejadian flu babi sebagai kedaruratan kesehatan publik yang butuh perhatian internasional (Public Health Emergency of International Concern/PHIC) berdasarkan masukan dari Emergency Committee dan meminta negara anggota WHO meningkatkan pengawasan terhadap kasus serupa influenza (Influenza-Like Illness/ILI) dan pneumonia berat.
    
Gejala penyakit flu babi pada manusia di Meksiko yang diduga disebabkan oleh strain baru virus H1N1 tersebut mirip influenza biasa yakni demam, batuk, pilek, mual dan diare. Kematian akibat penyakit itu biasanya terjadi karena gangguan paru atau pneumonia berat.   

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com