Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mahathir Bela PM Najib Razak

Kompas.com - 22/04/2009, 07:14 WIB

KUALA LUMPUR,KOMPAS.com-Mantan Perdana Menteri Mahathir Mohamad, Selasa (21/4), menuduh media-media internasional berusaha menjelekkan pemimpin baru Malaysia.

Pembelaan Mahathir terhadap PM Najib Razak itu menggambarkan kekhawatiran di dalam partai berkuasa Malaysia, Organisasi Nasional Melayu Bersatu (UMNO), atas reputasi Najib terkait tuduhan-tuduhan lawan-lawan politiknya yang sampai saat ini belum terbukti.

Mahathir (83) mengungkapkan, banyak artikel yang dipublikasikan di media Barat ketika Najib mengambil alih kekuasaan, awal bulan ini, merupakan ”kisah-kisah anti-Najib” yang menekankan tuduhan-tuduhan terhadap PM Malaysia itu.

”Dari Perancis ke Inggris ke Australia, artikel-artikelnya mirip-mirip dan membawa pesan yang sama. Saya tidak percaya bahwa penggambaran jahat oleh begitu banyak pada saat bersamaan merupakan suatu kebetulan,” tulis Mahathir dalam blognya.

Mantan pemimpin Malaysia selama 22 tahun itu menambahkan, Najib harus menyiapkan diri untuk menghadapi lebih banyak lagi kritik dari pihak asing. Diingatkan pula, sangat jelas bagi rakyat Malaysia bahwa ”Najib harus membersihkan namanya”.

Meski saat ini tidak lagi memegang posisi di pemerintahan, Mahathir masih sangat dihormati banyak orang dan pandangan-pandangannya sering mendapat perhatian dari para pemimpin dan para anggota UMNO.

PM Najib belum lama ini mengatakan bahwa dirinya telah menjadi korban serangan pribadi di media. Hal itu mengacu pada tuduhan para pemimpin oposisi dan beberapa blogger bahwa dia terlibat dalam sebuah kontrak pemerintah yang bermasalah untuk pembelian kapal-kapal selam dari Perancis.

Dia juga telah dituduh terkait dengan pembunuhan seorang perempuan Mongolia, Altantuya Shaaribu, yang diduga pernah menjadi kekasih gelap sahabat Najib. Terkait tuduhan kasus pembunuhan pada tahun 2006 itu, PM Najib Razak telah berulang kali membantah keterlibatannya.

Diktator

Mahathir juga menyebut kecaman-kecaman keras terhadap PM baru yang dinilai akan membawa kembali Mahathirisme.

”Melalui itu, pers-pers Barat tampaknya ingin menegaskan bahwa perdana menteri keempat (Mahathir) adalah seorang diktator, yang menahan orang tanpa alasan, memanipulasi peradilan, mengontrol media massa, dan lain-lain.

”Saya akan menyerahkan itu kepada rakyat Malaysia untuk menilai dan mendefinisikan Mahathirisme. Mereka adalah konstituen yang harus diperhatikan Najib. Media-media asing mempunyai agenda mereka sendiri. Dan, teman-teman mereka di Malaysia, menyuapi mereka dengan kisah-kisah anti-Najib karena mereka khawatir Najib akan menghentikan kontrol mereka terhadap media,” kata Mahathir. (AP/AFP/OKI)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com