Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Taliban Akui Serangan Terbaru di AS

Kompas.com - 04/04/2009, 21:47 WIB

LONDON, KOMPAS.com - Pemimpin militan Taliban Pakistan Baitullah Mehsud mengklaim bertanggungjawab atas serangan bersenjata di sebuah pusat pelayanan imigrasi di AS yang menewaskan 13 orang. Pemerintah AS belum menyampaikan komentar atas klaim Mehsud tersebut.

Pria bersenjata yang diketahui bernama Jiverly Voong (42) menghalangi pintu belakang gedung American Civic Association yang terletak di Binghamton, New York, Jumat (3/4) dengan mobilnya. Hal itu dilakukannya sebelum masuk ke gedung itu melalui pintu depan serta melepaskan tembakan.

Imigran asal Vietnam itu sempat menyandera lebih dari 40 orang di American Civic Association. Drama penyanderaan itu berakhir setelah pria ini bunuh diri dengan senjata yang sempat digunakan untuk melancarkan serangan membabi-buta.  

Mehsud menyampaikan lewat telpon ke Reuters bahwa 2 pria, satu warga Pakistan dan seorang lainnya warga asing, melancarkan aksi penembakan itu. Menurut Mehsud, salah satu penyerang berhasil meloloskan diri dan sudah menelponnya.

"Saya bertanggungjawab terhadap serangan itu. Mereka adalah orang suruhan saya. Saya memerintahkan serangan itu sebagai aksi balas dendam terhadap serangan pesawat tanpa awak AS ke Taliban," kata Mehsud.

Sementara beberapa analis keamanan Pakistan meragukan kebenaran klaim Mehsud yang dinilai tak lebih dari suatu gertakan untuk kepentingan publisitas. Namun, apabila klaim itu terbukti benar maka ini akan menjadi serangan pertama Taliban di wilayah AS sejak 11 September 2001.

"Sepertinya pengakuan itu merupakan cara Mehsud meningkatkan citranya. Menurut saya, pengakuan itu hanya gertakan. Gertakan yang menunjukkan Mehsud berada dalam tekanan besar," kata Talat Masood, seorang purnawirawan jenderal Pakistan yang beralih profesi menjadi analis.

Polisi telah menyita berbagai barang milik penembak tunggal di gedung American Civic Association. Polisi menyita di antaranya 3 hard drive, sebuah sarung senjata  berwarna coklat serta kantong berisi sejumlah kertas dari kediaman warga Vietnam ini di Johson City.

Aksi penembakan ini berlangsung hanya beberapa hari setelah 8 orang tewas ditembak mati di sebuah panti lansia di North Carolina. Tiga pekan lalu lalu, seorang pria bersenjata lainnya menembak mati 10 orang, termasuk ibu, nenek, paman serta sepupunya di Alabama.

Presiden AS Barack Obama mengaku sedih dan terguncang dengan kabar penembakan massal terbaru yang disebutnya sebagai aksi kekerasan yang tak berperikemanusiaan. Obama yang sedang mengikuti kunjungan kerja di Eropa menyampaikan doa bersama istrinya Michelle bagi korban penembakan, keluarga korban dan warga Binghamton, sebuah kota kecil di bagian barat New York State.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com