Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pakistan Makin Kisruh

Kompas.com - 16/03/2009, 06:00 WIB
 
 

LAHORE, KOMPAS.com - Mantan Perdana Menteri Pakistan yang juga pemimpin oposisi, Nawaz Sharif, menentang penahanan rumah atas dirinya, Minggu (15/3). Sharif memimpin aksi protes para pengacara dan pendukungnya melawan pemerintah yang menimbulkan krisis politik baru di Pakistan.

Polisi mengepung kediaman Sharif di kota Lahore, Minggu pagi. Sekitar 250 pendukungnya yang berkumpul di luar rumah ditangkap.

Pemerintah Pakistan berupaya menempatkan Sharif di bawah ”keamanan protektif” selama tiga hari. Polisi menyatakan, surat perintah penahanan juga telah dikeluarkan.

”Kalian lihat bahwa seluruh negeri telah berubah menjadi negara polisi. Mereka memblokade semua jalan, mereka menggunakan taktik yang melanggar hukum,” kata Sharif di hadapan kerumunan massa di muka kediamannya.

”Datang dan bergabunglah dengan saya. Saya meninggalkan rumah. Ini saatnya untuk turun ke jalan bersama-sama,” ujarnya. Mobil yang membawa dia keluar dari kompleks kediamannya dalam sebuah konvoi.

Para pengacara dan pendukung Sharif berencana berkumpul di dekat kompleks Pengadilan Tinggi Lahore sebelum menuju Islamabad, ibu kota Pakistan. Tuntutan utama mereka adalah pengangkatan kembali mantan Ketua Mahkamah Agung Iftikhar Chaudhry.

Chaudhry dicopot dari jabatannya tahun 2007 oleh mantan Presiden Pervez Musharraf. Presiden Asif Ali Zardari menolak pengangkatan kembali hakim itu karena dia dianggap sebagai ancaman bagi jabatan Zardari.

Bentrok

Ratusan pengacara dan aktivis telah ditangkap sejak aksi protes dimulai hari Rabu pekan lalu. Tindakan keras diambil guna mencegah mereka turun ke jalan yang puncaknya adalah aksi pendudukan di luar gedung parlemen di Islamabad.

Kemarin, polisi terlibat bentrok dengan demonstran di Lahore. Ratusan orang melempari polisi dengan batu. Polisi membalas dengan gas air mata dan memukuli pemrotes dengan tongkat.

Polisi juga menutup sebuah kantor asosiasi pengacara di Rawalpindi. Sebuah truk kontainer ditempatkan di tengah ruas jalan menuju Islamabad.

Guna meredam krisis tersebut, Zardari, Sabtu, mengatakan akan mengupayakan peninjauan atas keputusan Mahkamah Agung pada bulan lalu yang melarang Sharif dan saudaranya, Shahbaz Sharif, memegang jabatan melalui pemilu.

Kubu Sharif menolak pendekatan itu dan menyatakan bahwa Zardari berada di balik keputusan Mahkamah Agung yang dinilai bermotif politik. Keputusan itu menganulir hasil pemilu sela yang dimenangi Shahbaz Sharif dan mendiskualifikasi dia dari jabatan Menteri Besar Punjab, provinsi paling padat dan berpengaruh di Pakistan. (ap/afp/reuters/fro)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com