Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Ibu-ibu Tiananmen" Menuntut Keadilan

Kompas.com - 28/02/2009, 05:00 WIB
BEIJING, JUMAT — Sanak saudara korban yang tewas dalam peristiwa Tiananmen, China, pada tahun 1989 kembali menuntut keadilan, Jumat (27/2). Sekelompok ibu korban Tiananmen kembali mendesak Pemerintah China untuk segera menyelidiki tindakan represif pemerintah terhadap demonstrasi gerakan prodemokrasi di Lapangan Tiananmen, 20 tahun yang lalu.

Tuntutan itu berasal dari para ibu dari korban tewas di Tiananmen yang membentuk kelompok bernama ”Ibu-ibu Tiananmen”. Di dalam surat terbuka yang dikirimkan kepada kelompok HAM China yang bermarkas di New York, AS, disebutkan tuntutan adanya penyelidikan secara menyeluruh, pemberian kompensasi kepada keluarga korban, dan hukuman atas pelaku tindakan represif militer terhadap siswa yang ikut dalam aksi protes. Kelompok ibu-ibu itu juga mendesak para pejabat China mendobrak tabu yang melarang pembicaraan peristiwa Tiananmen di depan umum.

Kelompok ibu-ibu yang dipimpin Ding Zilin (anaknya tewas ditembak tentara) kerap menyerahkan petisi kepada Kongres, tetapi sampai saat ini belum ada jawaban. Xu Jue (69) tidak yakin tahun ini akan ada jawaban dari Kongres. ”Anak-anak kami tidak bersalah. Mereka berjuang untuk kemajuan negeri kami. Untuk demokrasi dan kemerdekaan,” kata Xu Jue yang anak laki-lakinya, Wu Xiangdong (21), tewas di Tiananmen.

Pada peristiwa Tiananmen itu, para pemimpin China mengirimkan tank dan tentara ke Lapangan Tiananmen pada 3-4 Juni 1989 untuk membubarkan protes damai yang dianggap ancaman oleh rezim Partai Komunis. Gelombang protes itu lantas dibubarkan dengan kekerasan. Ratusan hingga ribuan orang diperkirakan tewas dalam peristiwa itu. Sampai saat ini, pemerintah tidak pernah memperbolehkan peristiwa itu diselidiki.

”Penyelidikan itu perlu keberanian dan kebijakan mendobrak tabu dan membuka tabir tragedi 20 tahun lalu,” sebut surat yang ditandatangani 127 ibu itu.

”Tindakan represif kepada siswa jelas keliru,” kata Presiden Legislatif Hongkong Tsang Yok Sing, yang dikutip dari harian South China Morning Post. Pernyataan Tsang dinilai ”berani” karena selama ini partai Tsang, yakni Aliansi Demokrasi untuk Kemajuan Hongkong, adalah sekutu Beijing dan jarang mengkritik pemerintahan pusat.

Tahun rawan

Tahun 2009 ini dinilai sebagai tahun yang amat rawan bagi kepemimpinan China. Pasalnya, tahun ini China akan menghadapi beberapa peringatan sakral yang dikhawatirkan dapat memancing simpati dan protes rakyat China. Salah satunya adalah peringatan 50 tahun pemberontakan Tibet yang gagal (Maret). Saat ini aparat keamanan telah siaga di Tibet untuk mengantisipasi kerusuhan dan protes antipemerintah seperti yang terjadi tahun lalu di Lhasa. (AFP/AP/LUK)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com