Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bidik Boneka Maskot, Omzet Rp 40 Juta

Kompas.com - 26/02/2009, 11:19 WIB

Kini bisnis boneka tidak melulu membidik pasar anak-anak. Orang dewasa mulai tertarik pada boneka. Bahkan, boneka sekarang bisa menjadi pemanis di ruang-ruang kantor, entah berupa maskot perusahaan atau sekadar aksesori.

Peluang ini memberi inspirasi bisnis pada Didin Saepudin. Ia mulai menggarap bisnis boneka maskot perusahaan sejak tahun 2004. Awalnya, dari hanya menjajakan boneka di pasar, ia bertekad membuat segmentasi khusus: menyasar perusahaan-perusahaan. Caranya, dengan membuat boneka maskot perusahaan.

Didin mengakui, pemain bisnis boneka sudah berjubel. Makanya, ia membidik segmen spesifik, yakni khusus boneka maskot perusahaan.

Kala itu, dengan modal cuma Rp 2 juta, Didin hanya mampu memproduksi sekitar 100 boneka maskot per bulan. Meski produksi masih sedikit, keuntungannya lumayan buat mengembalikan modal awal dalam tempo cepat.

Lambat laun, boneka maskot Didin mulai terdengar di telinga banyak orang. Pelanggan pun berdatangan. Demi menyanggupi tingginya permintaan, Didin menambah jumlah pekerja dari satu orang menjadi 10 orang seperti sekarang.

Butuh pekerja terampil

Saat ini, bermarkas di kawasan Kramat Jati, Jakarta Timur, Didin menggulirkan roda bisnisnya. Beberapa perusahaan beken pernah menjadi kliennya, seperti Hotel Aryaduta, Singapore Airlines, Hotel Milenium, PT Telkom, Bank Kaltim, dan banyak lainnya.

Untuk menggaet lebih banyak pelanggan, Didin tidak cuma memakai media internet sebagai ajang promosi. "Saya juga tawarkan lewat obrolan teman dan langsung ke perusahaan," imbuhnya.

Boneka maskot  perusahaan buatan Didin tersebar ke beberapa kota, seperti Jakarta, Medan, Kalimantan, Semarang, Batam, dan Bali. Ia memproduksi minimal 4.000 boneka per bulan. Didin membanderol harga boneka bikinannya berkisar Rp 7.500 sampai Rp 25.000 per buah, tergantung ukuran, bahan, bordir, dan permintaan klien.

Dengan mematok harga segitu, Didin mengaku bisa mendulang omzet sekitar Rp 40 juta per bulan. Laba bersihnya terbilang lumayan, yakni 20 persen-30 persen dari pendapatan kotor tersebut.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com