Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Korut Siap Perangi Korsel

Kompas.com - 20/02/2009, 02:54 WIB

SEOUL,KAMIS-Korea Utara, Kamis (19/2), menggertak ”sepenuhnya siap” untuk berperang dengan Korea Selatan. Hal itu dipicu sikap bermusuhan rezim Pemerintah Korsel di bawah Presiden Lee Myung-bak terhadap rezim komunis Korut.

”Kelompok pengkhianat Lee Mung-bak, jangan pernah lupa bahwa Tentara Rakyat Korea sangat siap untuk sebuah konfrontasi habis-habisan,” kata juru bicara Kepala Staf Umum Militer Korut kepada kantor berita resmi Korut, KCNA, Kamis kemarin.

Pernyataan tersebut disampaikan hanya beberapa jam sebelum kedatangan Menteri Luar Negeri AS Hillary Clinton di Seoul. Menlu AS itu direncanakan tiba di Korsel pada Kamis pukul 22.45 waktu setempat.

Dalam pernyataan terpisah, KCNA juga mengecam rencana latihan bersama rutin yang dilakukan oleh pasukan Korsel dan AS, serta mengancam bahwa kedua negara akan membayar ”harga yang mahal” karena melakukan apa yang mereka anggap sebagai persiapan perang itu.

Peringatan itu disampaikan sehari setelah komando pasukan gabungan AS-Korsel mengatakan bahwa mereka akan melakukan latihan tahunan bersandi ”Key Resolve/Foal Eagle”, yang akan berlangsung 9-20 Maret di wilayah Semenanjung Korea.

Baik AS maupun Korsel menegaskan bahwa latihan bersama itu sepenuhnya untuk keperluan pertahanan.

Sejumlah pengamat mengatakan, Korut sejak lama telah menggunakan ancaman-ancaman terhadap Korsel—termasuk persiapan uji coba peluru kendali—untuk menarik perhatian pemerintahan Presiden Barack Obama di tengah kebuntuan perundingan program nuklir Korut.

Namun, Korut, Senin (16/2), menegaskan, tidak butuh menarik perhatian siapa pun.

Persiapan serangan

KCNA mengatakan, armada AS terus melakukan gerakan-gerakan guna mematangkan semua persiapan untuk melakukan serangan pre-emtif terhadap Korea Utara.

”AS berbicara mengenai apa yang disebut dialog dan perdamaian di semenanjung Korea, tetapi sesungguhnya berusaha untuk meningkatkan konfrontasi militer,” papar KCNA.

Menteri Pertahanan Korsel Lee Sang-hee mengatakan, sebuah pertikaian angkatan laut terbatas mungkin pecah di sekitar perbatasan laut kedua negara, Laut Kuning, yang masih disengketakan.

Perbatasan laut itu menjadi tempat pertikaian laut yang mematikan pada 1999 dan 2002.

Kementerian Unifikasi Korsel yang menangani urusan perbatasan meminta agar kesepakatan 1991 dihormati. Oleh karena itu, Korut diminta untuk menghentikan ”perilaku provokatifnya” dan menerima tawaran dialog.

Korut dilaporkan telah memindahkan peluru-peluru kendali Taepodong-2 ke tempat peluncurannya di pantai timur laut Korut. Taepodong-2 diyakini mampu mencapai Alaska, Amerika Serikat.

Negara komunis itu pada awal pekan ini mengatakan, mereka mempunyai hak untuk mengembangkan ”program pengembangan luar angkasa”.

Korut menuduh Lee menghancurkan hubungan kedua negara bersaudara itu dan telah mengumumkan bahwa pakta nonagresi yang disepakati tahun 1992, serta berbagai perjanjian antara kedua Korea, sekarang tidak berlaku lagi.

Sejak memegang jabatan sebagai Presiden Korsel, Lee menghentikan bantuan tanpa syarat kepada Korut serta beberapa bantuan lainnya, dengan mensyaratkan ketentuan negara itu melucuti program nuklirnya.

Ketika berada di Jepang, Menlu AS telah memperingatkan bahwa sebuah peluncuran peluru kendali ”akan sangat tidak membantu dalam menggerakkan hubungan lebih maju lagi”.(AP/OKI)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com