SEOUL,KAMIS-Korea Utara, Kamis (19/2), menggertak ”sepenuhnya siap” untuk berperang dengan Korea Selatan. Hal itu dipicu sikap bermusuhan rezim Pemerintah Korsel di bawah Presiden Lee Myung-bak terhadap rezim komunis Korut.
”Kelompok pengkhianat Lee Mung-bak, jangan pernah lupa bahwa Tentara Rakyat Korea sangat siap untuk sebuah konfrontasi habis-habisan,” kata juru bicara Kepala Staf Umum Militer Korut kepada kantor berita resmi Korut, KCNA, Kamis kemarin.
Pernyataan tersebut disampaikan hanya beberapa jam sebelum kedatangan Menteri Luar Negeri AS Hillary Clinton di Seoul. Menlu AS itu direncanakan tiba di Korsel pada Kamis pukul 22.45 waktu setempat.
Dalam pernyataan terpisah, KCNA juga mengecam rencana latihan bersama rutin yang dilakukan oleh pasukan Korsel dan AS, serta mengancam bahwa kedua negara akan membayar ”harga yang mahal” karena melakukan apa yang mereka anggap sebagai persiapan perang itu.
Peringatan itu disampaikan sehari setelah komando pasukan gabungan AS-Korsel mengatakan bahwa mereka akan melakukan latihan tahunan bersandi ”Key Resolve/Foal Eagle”, yang akan berlangsung 9-20 Maret di wilayah Semenanjung Korea.
Baik AS maupun Korsel menegaskan bahwa latihan bersama itu sepenuhnya untuk keperluan pertahanan.
Sejumlah pengamat mengatakan, Korut sejak lama telah menggunakan ancaman-ancaman terhadap Korsel—termasuk persiapan uji coba peluru kendali—untuk menarik perhatian pemerintahan Presiden Barack Obama di tengah kebuntuan perundingan program nuklir Korut.
Namun, Korut, Senin (16/2), menegaskan, tidak butuh menarik perhatian siapa pun.
Persiapan serangan
KCNA mengatakan, armada AS terus melakukan gerakan-gerakan guna mematangkan semua persiapan untuk melakukan serangan pre-emtif terhadap Korea Utara.