Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Israel Kembali Caplok Tanah Tepi Barat

Kompas.com - 17/02/2009, 03:12 WIB

JERUSALEM,SENIN-Pemerintah Israel mencaplok lahan seluas 172 hektar di wilayah Tepi Barat yang kemungkinan dipakai untuk membangun kawasan permukiman baru dengan 2.500 rumah.

Wali Kota Efrat (kawasan permukiman di Jerusalem selatan dengan 1.600 keluarga) Oded Revivi, Senin (16/2), mengaku, pihak administrasi sipil yang bertugas menangani penggunaan lahan di Tepi Barat kini menguasai lahan 172 hektar sejak dua pekan lalu.

Namun, kata Revivi, rencana pembangunan 2.500 rumah di lahan itu tak bisa langsung dimulai karena memerlukan persetujuan dari pemerintah. Lahan yang ada di luar kota Bethlehem itu dinyatakan sebagai tanah negara setelah delapan permohonan naik banding ditolak otoritas militer yang bertanggung jawab di Tepi Barat.

Menurut harian Haaretz, proyek pembangunan Efrat itu sebenarnya sudah dimulai tahun 2004, tetapi terhambat karena ada tuntutan hukum rakyat Palestina.

Harian itu juga menyebutkan, dewan perencana pembangunan Efrat untuk sementara harus menunda pembangunan menunggu terbentuknya Pemerintah Israel yang baru. Koalisi pemerintahan mantan PM Israel Benjamin Netanyahu diperkirakan akan makin mendukung perluasan permukiman dibandingkan pemerintahan PM Ehud Olmert.

Sebelumnya, sikap Olmert jelas menyatakan, Israel mau tak mau secara bertahap harus merelakan sebagian besar wilayah Tepi Barat jika ingin mewujudkan perdamaian dengan rakyat Palestina. Padahal, ketika Olmert berkuasa, permukiman meluas, bahkan menuai protes komunitas internasional. Efrat adalah bagian Gush Etzion, salah satu permukiman terbesar Israel.

Jika pembangunan permukiman baru di Efrat benar-benar dilaksanakan berarti Efrat bisa tumbuh menjadi kota dengan penduduk 30.000 jiwa. Saat ini sedikitnya 290.000 warga Israel tinggal di permukiman Tepi Barat. Jumlah ini bertambah 95.000 jiwa dibandingkan Mei 2001.

Rencana permukiman baru itu menunjukkan bahwa Pemerintah Israel melanggar janjinya kepada AS untuk menghentikan proyek perluasan permukiman. Presiden Palestina Mahmud Abbas mengingatkan, proses perdamaian Palestina dan Israel hanya akan dimulai jika perluasan permukiman dihentikan. (AP/LUK)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com