Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Untuk Israel, Tak Ada Persyaratan Baru

Kompas.com - 16/02/2009, 10:08 WIB

KOTA GAZA, MINGGU — Seorang pejabat senior Hamas, Minggu (16/2), mengatakan, gerakannya akan menolak setiap persyaratan baru Israel guna mencapai gencatan senjata jangka panjang yang diperantarai Mesir antara kedua pihak.
   
"Hamas dan semua faksi lain takkan menerima setiap persyaratan atau tawaran baru Israel berkenaan dengan syarat gencatan senjata atau kasus tentara yang ditangkap Gilad Shalit," kata Ismail Radwan, juru bicara Hamas di Jalur Gaza.
   
Satu delegasi pejabat senior Hamas saat ini mengadakan pembicaraan di ibu kota Mesir, Kairo, dengan para pejabat senior Dinas Intelijen Mesir. Laporan pada 9 Februari yang mengutip keterangan satu sumber Hamas menyatakan, Gerakan Perlawanan Islam tersebut menerima kesepakatan gencatan senjata 18 bulan dengan Israel.

Namun, Israel pada Sabtu (14/2) menyatakan tak ada gencatan senjata dengan Hamas sebelum pembebasan Shalit. "Masalah gencatan senjata terpisah dari masalah Shalit. Kami sependapat dengan para penengah Mesir mengenai gencatan senjata 18 bulan dan kami takkan mengubah apa yang telah disepakati. Kesepakatan kami akan tetap sebagaimana dicapai dengan Mesir," kata Radwan.
   
Ia menyerukan Mesir agar secara jelas dan resmi mengumumkan bahwa Israel adalah pihak yang menghalangi tercapainya kesepakatan gencatan senjata. Ia menambahkan, Hamas menganggap Israel bertanggung jawab atas setiap kegagalan. "Jika gencatan senjata gagal dicapai, Mesir diminta membuka kembali tempat penyeberangan Rafah segera," katanya.
   
Mesir sebelumnya menengahi gencatan senjata enam bulan antara Israel dan Hamas, yang berakhir pada 19 Desember tahun lalu. Namun, tepat setelah gencatan senjata itu berakhir, Israel melancarkan serangan militer berskala besar ke daerah kantong yang dikuasai Hamas, Jalur Gaza, dan menewaskan tak kurang dari 1.400 orang. "Mesir berikrar akan menjamin setiap kesepakatan gencatan senjata pada masa depan, karena jika tak ada jaminan bahwa Israel sepenuhnya melaksanakan kesepakatan gencatan senjata, banyak masalah akan muncul," kata Radwan.
   
Ia juga mengatakan, delegasi Hamas akan tetap berada di Kairo sampai menerima tanggapan positif atau negara Israel.

Sebelumnya Perdana Menteri Israel Ehud Olmert, yang telah meletakkan jabatan, mengatakan, negaranya tak akan membuka tempat penyeberangan perbatasan dengan Jalur Gaza, sebelum prajurit mereka yang diculik dibebaskan. "Kami tak akan mengizinkan pembukaan tempat penyeberangan ke Jalur Gaza sampai tingkat tindakan itu mengembalikan kehidupan normal, tentu saja sebelum Gilad Shalit berada di rumah," kata Olmert kepada beberapa pemimpin Yahudi Amerika yang sedang berkunjung, di Jerusalem.

Ia mengakui, Israel harus membebaskan banyak tahanan Hamas sebagai imbalan bagi pembebasan Shalit, yang ditangkap oleh pejuang dari Jalur Gaza dua-setengah tahun lalu, dan menegaskan ia tak akan mengajukan rencana gencatan senjata apa pun ke pemerintah yang tak menyertakan pengembalian Shalit.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com