Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

ABG Diculik Dijadikan Budak Seks di Malaysia

Kompas.com - 10/02/2009, 03:50 WIB

JAKARTA,  SENIN - Tiga anak baru gede (ABG) asal Indonesia, satu di antaranya berinisial Sus (15), yang didijadikan budak seks di Apartemen Chong Li Park, Kota Kuching, Malaysia, akhirnya bisa dibebaskan. Sus menyebutkan di apartemen tersebut masih ada kurang lebih 150 perempuan asal Indonesia yang bernasib sama.

Sus diculik oleh lima lelaki bertopeng pada 6 Juni 2008. Di dalam mobil, ABG asal Kampung Menengah Siamang, Kecamatan Banjit, Kabupaten Waykanan, Lampung, itu dibius. Dia baru siuman keesokan harinya.

"Waktu itu saya mau pergi ke sekolah. Di Terminal Rajabasa, saya dihampiri lima orang lelaki. Mulut saya dibekap dan saya diseret ke dalam mobil Kijang. Sadar-sadarnya, saya sudah berada di Bandara Supadio, Pontianak, Kalimantan Barat," ucap Sus dalam kesaksiannya di Kantor Komnas Perlindungan Anak, Pasarrebo, Jakarta Timur, Senin (9/2) siang.

Rupanya anak pertama dari tiga bersaudara itu tidak sendirian. Dia bersama Helmi, anak perempuan seusianya, juga dari Lampung. Kelima lelaki itu kemudian menyerahkan Sus dan Helmi ke tangan Kamseng, warga Malaysia, yang akan membawa mereka ke Entikong, perbatasan Kalimantan Barat dengan Malaysia.

Di Entikong, Sus dan Helmi diinapkan di penginapan Timijaya. Sus dan Helmi bertemu dengan dua ABG lainnya dari Bandung. Lalu dengan menumpang bus, keempat gadis ABG ini dibawa Kamseng ke Kota Kuching.

Di sana mereka diserahkan kepada Nurdin alias Boros. Sesampainya di Kuching, mereka dipisah. Sepengetahuan Sus, Helmi dibawa ke Kuala Lumpur, sedangkan Sus langsung dibawa ke Apartemen Chong Li Park.

Di apartemen ini Sus dikendalikan oleh seorang wanita germo bernama Helen. Anak pasangan Mulyadi dan Maidah itu kaget bukan kepalang karena di apartemen itu ada ratusan perempuan asal Indonesia.

Selama 2 bulan 10 hari, Sus dijadikan budak seks. Dia disuruh melayani pria hidung belang.

Sus sempat berontak, tapi percuma karena berada dalam pengekangan. "Saya berpikir kalau berontak pasti percuma, karena itu saya turuti saja," tutur siswi kelas 2 SMP Al- Hikmah, Waykanan, itu.

Singkat cerita, karena Sus dipandang bagus menjalani tugasnya, sang mami memberinya sebuah handphone untuk menjalin hubungan dengan klien baru. Dengan handphone itu, Sus diam-diam menghubungi nomor telepon Hadi,
saudaranya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com