Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

20 Tahun "Solidarnosc"

Kompas.com - 06/02/2009, 04:04 WIB

Dua puluh tahun lalu, tepatnya 6 Februari 1989, dimulai konferensi Meja Bundar di Warsawa, Polandia, antara gerakan Solidarnosc (Solidaritas) dan Pemerintah Polandia. Konferensi itu membuka jalan bagi runtuhnya dominasi komunis di Eropa Timur.

Konferensi itu berlangsung selama dua bulan dan baru berakhir pada 4 April 1989. Kesepakatan yang dihasilkan dalam konferensi itu menjadi kemenangan awal dalam perjuangan melawan dominasi komunis yang dipimpin Uni Soviet.

Bermula dari pemogokan di pabrik-pabrik pada awal tahun 1980-an, aksi itu diikuti pembentukan kelompok bawah tanah bernama Solidaritas pimpinan Lech Walesa. Mereka menuntut perbaikan taraf hidup, pengaturan sistem pemerintahan, dan akses kepada media.

Pemerintah berkuasa waktu itu, yang dipimpin Perdana Menteri Jenderal Wojciech Jaruzelski, memerintahkan pemberlakuan keadaan darurat untuk meredam sentimen antikomunis. Namun, gerakan yang dipimpin Solidaritas telah meraih momentum besar sehingga mustahil untuk menahan gelombang perubahan lebih lama.

Akhirnya, pada tahun 1988, otoritas Polandia memulai pembicaraan serius dengan Solidaritas. Pada September 1988, sebuah pertemuan rahasia diadakan antara oposisi, termasuk Walesa di antaranya, dan pemerintah yang diwakili Menteri Dalam Negeri Czeslaw Kiszczak. Kedua pihak sepakat mengadakan yang disebut konferensi Meja Bundar untuk merencanakan arah dan tindakan untuk mengatur negara.

Konferensi dimulai pada 6 Februari 1989. Kadang-kadang, pertemuan terpaksa dihentikan karena tidak adanya saling percaya di antara peserta dan ketidakrelaan pemerintah melepaskan kekuasaan.

Isu-isu yang paling kontroversial di antaranya adalah kenaikan upah, pemilu yang pluralistik, pembatasan kekuasaan presiden, pembatasan kekuasaan Sejm (parlemen) dan Senat, serta akses terhadap media komunikasi massa bagi oposisi.

Akhirnya, pada 4 April 1989, ditandatangani Perjanjian Meja Bundar. Hasil paling penting adalah pengesahan serikat kerja independen, pengenalan jabatan presiden yang akan dipilih untuk masa jabatan enam tahun, dan pembentukan Senat.

Meluas

Solidaritas akhirnya menjadi partai politik dan memenangi pemilu pada 4 Juni 1989 secara mutlak. Rezim komunis akhirnya mengakui kekalahan. Walesa terpilih menjadi presiden dan berkuasa tahun 1990-1995.

Konferensi Meja Bundar di Warsawa diikuti dengan runtuhnya Tembok Berlin tahun 1989 dan jatuhnya Uni Soviet tahun 1991. Proses demokrasi akhirnya meluas di Eropa Timur dan Eropa Tengah hanya dalam waktu dua tahun setelah konferensi Meja Bundar.

Semasa pemerintahan Presiden Aleksander Kwasniewski (1995-2005), Polandia menegaskan posisinya di antara negara-negara demokratis, bergabung dengan NATO (1999), dan bergabung dengan Uni Eropa (2004).

”Apakah ada alternatif lain selain kemenangan tanpa darah ini? Tanpa Meja Bundar, barangkali komunisme masih bercokol selama 50 tahun lagi,” kata Walesa (65) dalam sebuah wawancara, pekan ini. Para peserta konferensi Meja Bundar sampai sekarang masih mengingat bagaimana perubahan muncul dari konferensi itu.

Duta Besar Polandia untuk Indonesia Tomasz Lukaszuk dalam artikel pendeknya menuturkan, perubahan-perubahan secepat itu bisa terwujud karena reformasi dilakukan secara damai, tanpa perang seperti sejarah Eropa sebelumnya. ”Dari Warsawa hingga Praha, Berlin, dan Budapest, seluruh reformasi berjalan damai,” katanya.

Polandia, lanjut Lukaszuk, juga Eropa Timur dan Eropa Tengah, secara keseluruhan telah belajar dari pengalaman Indonesia dalam Konferensi Meja Bundar tahun 1949 untuk menyelesaikan konflik dan berjuang demi kemerdekaan secara damai dan diplomatis. (afp/fro)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com