Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Oposisi Tuduh Najib Razak Main "Kotor"

Kompas.com - 06/02/2009, 03:53 WIB
 
 

KUALA LUMPUR, KAMIS - Koalisi Barisan Nasional mendapat dukungan dari Sultan Perak, Azlan Shah, untuk kembali menguasai negara bagian. Pihak oposisi menuduh Wakil PM Malaysia Najib Razak bermain kotor.

Sultan menolak permintaan oposisi untuk diadakannya pemilihan umum sela, menyusul pembelotan empat anggota parlemen dari kubu oposisi, Pakatan Rakyat, ke koalisi Barisan Nasional (BN).

Penolakan Sultan Azlan Shah itu disampaikan, Kamis (5/2). Dia meminta Ketua Menteri Mohammad Nizar Jamaluddin, anggota Pakatan Rakyat, mengundurkan diri dari jabatannya.

Atas keputusan Sultan Perak itu, pemimpin oposisi, Anwar Ibrahim, langsung menyerukan agar 100.000 orang turun ke jalan di Perak untuk memprotes perubahan mendadak tersebut. ”Saya yakin, atas kehendak Tuhan, rakyatlah satu-satunya yang bisa memutuskan,” ungkap Anwar.

Anwar juga menggunakan taktik membujuk anggota parlemen BN untuk menguasai parlemen dengan tujuan menguasai pemerintahan. Namun, langkah Najib Razak merekrut dua anggota oposisi, yang secara resmi telah dikenai dakwaan korupsi, mengundang kritikan tajam.

”Apakah UMNO begitu putus asa sehingga tidak menunggu sampai ada keputusan pengadilan sebelum menerima mereka,” kata mantan Perdana Menteri Mahathir Mohamad, dalam tulisan di situs pribadi yang berpengaruh.

Wakil Perdana Menteri Najib Razak sebelumnya telah mengajukan petisi kepada Sultan untuk memberikan persetujuan kepada koalisi BN untuk mengambil alih kekuasaan majelis negara bagian itu.

”Saya telah bertemu dengan Sultan dan memberikan informasi kepadanya bahwa BN siap mengambil alih pemerintahan negara bagian Perak karena kami sekarang memiliki dukungan mayoritas,” kata Najib setelah bertemu Sultan Perak, Kamis.

Oposisi Pakatan Rakyat memenangi 32 dari 59 kursi majelis di Perak, sedangkan BN hanya menguasai 27 kursi pada pemilu Maret tahun lalu. Membelotnya empat anggota oposisi membuat oposisi hanya menguasai 28 kursi. Sebaliknya, BN praktis menguasai 31 kursi meskipun tiga dari empat pembelot itu menyatakan diri sebagai anggota independen.

Tidak demokratis

Meski bakal kembali menguasai Perak, sejumlah pengamat memperingatkan kemenangan BN di Perak itu bisa jadi hanya sebuah kemenangan kosong. Para pemilih bisa melihat tindakan itu sebagai tindakan yang tidak demokratis dan lebih merupakan politik kotor seperti pada masa lalu. Hal itu telah ditolak rakyat Malaysia seperti tecermin pada hasil pemilu tahun lalu.

Kedudukan para sultan dalam fungsi kenegaraan Malaysia sesungguhnya lebih utama pada peran-peran seremonial, seperti menunjuk ketua menteri. Akan tetapi, mereka memiliki otoritas moral dan keputusan-keputusan mereka hampir tidak pernah dipersoalkan publik.

Pemimpin senior oposisi, Lim Kit Siang, menuduh Najib melakukan perebutan kekuasaan di Perak secara ilegal. Lim mengatakan ini merupakan permulaan buruk menjelang kenaikan Najib menjadi PM Malaysia. Perak adalah satu dari lima negara bagian yang dikuasai oposisi lewat pemilu tahun lalu. Direbutnya Perak bisa menaikkan popularitas BN. (AP/AFP/Reuters/OKI)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com