Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

AS Peringatkan "Provokasi" Korea Utara

Kompas.com - 05/02/2009, 05:02 WIB
 

SEOUL, RABU - Komandan AS di Korea Selatan Jenderal Walter Sharp, Rabu (4/2), memperingatkan Korea Utara agar berhenti menambah ketegangan di Semenanjung Korea. AS juga memperingatkan Korea Utara bahwa uji coba rudal jarak jauh adalah provokasi yang tidak perlu dilakukan.

”Kami siap menghadapi kemungkinan apa pun, provokasi apa pun,” kata Jenderal Sharp. Dia mendesak Korut menghentikan provokasi apa pun yang sudah dilakukannya.

Korut telah menghentikan semua perjanjian damai dengan Korea Selatan. Korut juga diindikasi akan meluncurkan rudal balistik jarak jauh, Taepodong-2, yang bisa mencapai wilayah Alaska, AS.

Pejabat keamanan Korea Selatan, Rabu, menyatakan, terakhir kali mendeteksi obyek yang diduga rudal balistik Taepodong-2 di pesisir timur Korut. Hal itu mengindikasikan kemungkinan peluncuran rudal dari sebuah tempat peluncuran di Musudan-ri, sebuah pangkalan militer di selatan Pyongyang.

Kantor berita Korsel, Yonhap, mengutip pejabat keamanan yang tidak disebutkan namanya, melaporkan, sebuah kereta api yang mengangkut obyek itu tertangkap satelit terakhir kali di Musudan-ri.

”Karena kondisi cuaca di Korut, otoritas intelijen kehilangan jejak kereta api itu untuk sementara waktu sebelum menemukan kembali di Musudan-ri,” kata pejabat itu.

Korut meluncurkan dua rudal jarak jauh dari Musudan-ri, pertama pada tahun 1998 dan kedua pada tahun 2006. Tindakan itu menuai kecaman internasional.

Sharp mengatakan, AS dan Korsel mengawasi Korut dari ”sangat, sangat dekat”. ”Kami menyerukan kepada Korut untuk mematuhi kesepakatan yang sudah dibuat, termasuk menyelesaikan denuklirisasi,” ujar- nya.

Kerugian

Di New York, juru runding nuklir AS, Christopher Hill, mengatakan, Korut harus memahami kerugian dengan mempertahankan ambisi senjata nuklir. Kerugian itu, menurut Hill, termasuk tidak terwujudnya traktat perdamaian di Semenanjung Korea dan tertutupnya akses bagi Korut atas ekonomi global dan bantuan pembangunan.

”Formatnya, saya kira, berjalan baik. Persoalannya masih soal apakah Korut siap menyerahkan plutonium mereka,” kata Hill saat berpidato di forum Asia Society. Korut diperkirakan masih memiliki 30 kilogram plutonium yang siap digunakan.

Di Washington, AS memperingatkan Korut bahwa uji coba peluncuran rudal jarak jauh akan dipandang sebagai bentuk provokasi. ”Aktivitas nuklir dan program nuklir Korut adalah persoalan di kawasan. Dan, peluncuran rudal balistik oleh Korut akan sangat tidak membantu dan jelas-jelas provokatif,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri AS, Robert Wood.

Analis menilai bahwa langkah Korut dengan penghentian perjanjian damai dan uji coba nuklir adalah upaya untuk mencari perhatian dari pemerintahan Presiden AS Barack Obama. Sejumlah analis meragukan Korut memiliki teknologi untuk membuat hulu ledak nuklir yang canggih. (afp/fro)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com