Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

WNI di Australia Aman dari Gelombang Panas

Kompas.com - 02/02/2009, 14:50 WIB

BRISBANE, SENIN — Konsul Jenderal RI di Sydney menyatakan, warga negara Indonesia (WNI) yang tinggal di Kota Adelaide dan sekitarnya masih aman dari bencana gelombang panas yang melanda sebagian kota di Australia Selatan dalam sepekan terakhir.

"Selama ini warga kita aman-aman saja karena para korban umumnya adalah warga Australia yang cukup berumur," kata konsul bidang kekonsuleran KJRI Sydney, Edy Wardoyo, Senin (2/2), terkait bencana yang telah menewaskan 30 warga Australia tersebut.

Edy mengatakan, pihaknya yakin orang-orang Indonesia mampu bertahan di tengah bencana gelombang panas ini. Hari Senin, suhu udara di Australia Selatan antara 38 dan 42 derajat celsius.

Laporan prakiraan cuaca ABC menyebutkan, temperatur tertinggi di kota Adelaide hari ini tidak lagi di atas 40-an derajat celsius, melainkan 38 derajat celsius. Namun, suhu tertinggi di Port Pirie masih mencapai 41 derajat celsius dan Renmark 42 derajat celsius.

Kondisi panas yang menyengat di kota Adelaide dan sekitarnya dirasakan semua warga. Ketua Perhimpunan Pelajar Indonesia di Australia (PPIA) ranting Universitas Flinders, Ariatna, misalnya, mengaku sangat terganggu dengan bencana gelombang panas ini. "Hidup jadi kayak (seperti) di neraka. Saya baru saja pulang beli cooler (alat pendingin) untuk mengurangi panas di dalam rumah. Kasihan sekali melihat anak-anak saya karena di unit kami tinggal kebetulan enggak dilenggapi AC (alat pendingin)," katanya.

Aktivis mahasiswa yang sedang melanjutkan studi magisternya di Universitas Flinders itu mengatakan, kipas angin tidak banyak membantu mengurangi panas karena pusaran angin yang dihasilkannya justru menyebarkan panas. "Cara yang banyak dilakukan warga di sini ya berlindung di pusat perbelanjaan atau mandi-mandi di pantai," katanya.

Salah satu pusat perbelanjaan yang populer sebagai "lokasi berlindung" adalah Marion Shopping Center. Sementara itu, pantai yang banyak dikunjungi warga setempat, termasuk orang-orang Indonesia, adalah pantai Glenelg. Selama terjadinya gelombang panas ini, konsumsi air untuk keperluan mandi dipastikan naik karena mereka terpaksa mandi sampai empat kali sehari untuk menyegarkan badan.

Selama terjadinya gelombang panas, angin kencang selalu datang menjelang malam, namun menjelang subuh angin nyaris tidak ada. Meskipun demikian, hawa di dalam rumah tetap terasa panas, apalagi rumah berlantai karpet yang sangat umum di Australia.

Di negara bagian Victoria, suhu panas juga melanda banyak daerah. Bahkan, beberapa wilayah hutan pinus dan semak belukar terbakar dalam beberapa hari terakhir. Berbeda dengan Australia Selatan dan Victoria, beberapa daerah di utara dan tenggara negara bagian Queensland justru diguyur hujan lebat dan terancam banjir. Daerah-daerah yang dilanda cuaca buruk itu adalah Townsville, St Lawrence, Cardwell, dan Bowen.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com