Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Aksi Israel Meruntuhkan Negaranya Sendiri

Kompas.com - 13/01/2009, 09:36 WIB

Laporan wartawan Kompas Imam Prihadiyoko    

JAKARTA, SELASA - Pandangan yang disampaikan Presiden Iran Ahmadinejad tentang hilangnya Israel, merupakan sebuah keniscayaan. Pasalnya, Israel sekarang sedang menuliskan nasib keruntuhannya sendiri dengan memperlihatkan kebiadabannya sebagai bangsa, sebuah sikap yang tidak bisa diterima dalam norma universal bangsa-bangsa saat ini. Demikian diungkapkan Ketua Badan Penelitian dan Pengembangan Partai Amanat Nasional Sayuti Asyathri di Jakarta, Selasa (13/1).

Melalui tindakannya, Israel dianggap sedang mendorong publik internasional untuk mulai percaya bahwa Israel tidak memenuhi syarat sebagai negara yang beradab. "Dengan tindakan yang brutal dan biadab pada wanita, anak-anak, dan pers, serta terhadap bantuan kemanusiaan, maka Israel semakin memastikan suatu waktu, akan dipaksa bubar sebagai suatu negara. Dan publik internasional tidak merasa menyesal jika Israel bubar," ujar Sayuti Asyathri.

Sebuah negara bisa runtuh, menurut Sayuti, jika memenuhi dua syarat. Pertama, dukungan internal yang semakin tidak terpenuhi sehingga mendukung keruntuhannya. Kedua, dukungan interternasional yang merasa tidak nyaman dengan sikap negara tersebut.

"Israel saat ini, menghadapi masalah karena hidup dalam pikiran sebagai bangsa yang akan dihabiskan. Kemudian Israel ambil semua resiko kemanusiaan yang dianggap akan menghabiskan bangsa Yahudi," katanya.  

"Ini penyakit jiwa yang parah dan hidup dalam tubuh Israel, terhadap jati dirinya. Merasa, mereka mau dienyahkan, sehingga pada saat yang sama untuk menghilangkan permusuhan itu, dia tidak memberikan alternatif pendekatan kemanusiaan. Semua fase kehidupan yang saat ini sama sekali tidak bisa diterima," lanjut Sayuti.

Bahkan, menurut Sayuti, Amerika Serikat saja ketika menghaapi tekanan internasional yang luar biasa, kemudian merubah pendekatan hard powernya dengan pendekatan soft power yang penuh sentuhan kebudayaan dan kemanusiaan. Sedangkan Israel menutup peluang menggunakan aset soft power untuk bermain dalam peradaban dunia. Kondisi ini semakin menyempitkan pilihannya, hanya pada pendekatan kekerasan.  

"Ini hanya memastikan dukungan kehancurannya sendiri. Israel tidak pernah sama sekali mempertimbangkan soft power ini. Seluruh aset kenegaraannya dipakai dengan hard power. Pilihan yang pahit, untuk melihat kehancuran sebuah bangsa," ujarnya.

 

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com