Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wartawan Hanya Bisa Melihat dari Jauh

Kompas.com - 07/01/2009, 04:07 WIB

Sudah lebih dari 10 hari Jeremy Bowen, editor Timur Tengah BBC, menghabiskan waktu di Israel. Ia bersama ratusan wartawan lain menanti izin masuk ke Jalur Gaza.

Sejak tiba dari London pada hari pertama Israel menyerang Jalur Gaza, 27 Desember, Bowen hanya bisa meliput pertempuran dari kejauhan. Sebagian harinya dihabiskan di Jerusalem. Kadangkala ia pergi ke perbatasan Israel-Jalur Gaza, sekitar 1,5 jam naik kendaraan dari Jerusalem. ”Tanah di daerah itu datar. Ada beberapa bukit kecil yang sudah disesaki kru televisi dan truk satelit mereka,” tulis Bowen dalam catatan hariannya seperti dirilis situs BBC, Senin (5/1).

Para wartawan berdiri di bukit-bukit itu, mencoba mencari tahu apa yang terjadi nun jauh di Gaza sana. ”Terlalu jauh dan sulit dilihat,” tutur Bowen.

Wartawan lain bisa pergi ke kota Sderot atau kota lainnya yang bisa dijangkau roket dari Jalur Gaza. Mereka hanya bisa melaporkan serangan roket dari Gaza atau kerusakan di sisi Israel akibat serangan tersebut.

Sekitar 350 wartawan dari sejumlah negara tiba di Israel sejak hari pertama serangan. Israel melarang mereka masuk ke Jalur Gaza. Frustrasi menghinggapi para wartawan karena mereka tidak memiliki sumber independen yang dapat diandalkan. Mereka akhirnya hanya mengandalkan laporan satu sisi dari militer Israel atau pejabat Hamas di Gaza dan koresponden mereka di Gaza.

”Pelarangan lembaga berita dalam meliput situasi Jalur Gaza menghalangi aliran informasi yang tidak bias kepada seluruh dunia. Otoritas semua pihak harus memberikan akses kepada wartawan guna menjaga kebebasan pers,” kata John Daniszweski, Redaktur Pelaksana Associated Press.

”Israel tidak pernah melarang akses media seperti ini. Ini memalukan. Ini pengkhianatan prinsip yang diagungkan Israel sendiri,” ujar Ethan Bronner, Kepala Biro New York Times di Jerusalem.

Kucing-kucingan

Demi mendapatkan berita atau gambar, para fotografer asing terpaksa kucing-kucingan dengan tentara Israel. Mereka yang ketahuan ditangkap, kamera disita, dan foto mereka dihapus.

Saat fajar menyingsing, Selasa, sejumlah fotografer merayapi semak belukar dan berhenti beberapa ratus meter dari dua senjata berat Israel. Mereka menunggu momen yang tepat untuk memotret saat meriam itu menembakkan roket ke Gaza.

”Ini permainan kucing dan tikus. Polisi militer di mana-mana. Mustahil bekerja seperti ini,” ujar seorang fotografer yang enggan disebutkan namanya.

Sebelumnya, militer Israel memberikan izin bagi delapan wartawan untuk menyeberang ke Gaza, Jumat pekan lalu, berkat kompromi yang diprakarsai Mahkamah Agung Israel. Rencana itu diundur hari Senin lalu.

Namun, rencana tinggal rencana. Para wartawan yang semula akan dibawa masuk ke Jalur Gaza hanya bisa gigit jari setelah Israel membatalkan rencana itu karena pertempuran di titik penyeberangan Erez memanas.

Direktur Kantor Pers Pemerintah Israel Daniel Seaman mengatakan, membuka penyeberangan di Erez akan membahayakan stafnya. ”Tidak ada wartawan diizinkan masuk ke Gaza. Tentara kami tidak akan mengorbankan nyawa untuk melindungi mereka,” katanya.

Dari pihak Palestina, kelompok Hamas melarang warga sipil, termasuk fotografer, mendekati medan pertempuran darat dengan tentara Israel. Akibatnya, gambar yang tersedia dari serangan besar-besaran Israel ke Jalur Gaza hanyalah gambar tentara berjalan menyeberangi perbatasan, asap tebal membubung dari Gaza, dan gambar-gambar korban tewas.

”Saya telah meliput berbagai perang dan konflik, tetapi saya belum pernah sefrustrasi ini,” kata Hesna al-Ghaoui, koresponden televisi Hongaria, yang berulang kali mengajukan permohonan masuk ke Gaza. (AP/AFP/FRO)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com