Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bantuan Obat-obatan ke Palestina Melalui Jordan Charity

Kompas.com - 01/01/2009, 15:59 WIB

JAKARTA, KAMIS - Bantuan dua ton obat-obatan dari pemerintah Indonesia yang akan disalurkan ke Palestina diupayakan masuk tanpa hambatan. Salah satunya dengan melakukan negosiasi dengan organisasi yang berpeluang besar mendapat izin dari Israel untuk menyalurkan bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza.

Alternatif penyaluran bantuan akan dilakukan melalui Jordan Charity milik kerajaan Yordania. Berdasarkan informasi terbaru dari konsulat Indonesia di Amman, Yordania, yang selama ini sudah punya akses dan mendapat izin Israel adalah organisasi kemanusiaan tersebut.

"Kita sedang berunding untuk mekanisme teknis dan perizinan agar bantuan dari Indonesia bisa masuk," kata Kepala Pusat Pengendalian Krisis (PPK) Departemen Kesehatan (Depkes) dr Rustam S Pakaya di Jakarta, Kamis (1/1). Hal itu dikemukakan saat ditanya mengenai perkembangan paling baru persiapan bantuan Indonesia kepada Palestina dengan tim awal yang dijadwalkan berangkat pada malam nanti, sekira pukul 22.00 WIB.

Diungkapkan Rustam, warga Palestina yang menjadi korban serangan agresi Israel yang terus memborbardir wilayah Gaza kini telah mengungsi ke perbatasan di Amman, khususnya di Tepi Barat sungai Yordania. Menurut dia, seluruh bantuan kemanusiaan kepada Palestina yang melalui pintu masuk Yordania hanya bisa masuk dengan izin Israel.

"Karena Indonesia tidak punya hubungan diplomatik, maka akses masuk untuk mengirim bantuan obat-obatan itu mesti diupayakan melalui lembaga yang sudah punya akses, dan itu adalah Jordan Charity," katanya. Sejauh ini, setelah mengkomunikasikannya dengan lembaga sosial dari Yordania itu, kata dia, ada harapan baik karena Israel telah menunjukkan "sinyal hijau" untuk dapat mengizinkan bantuan obat-obatan dari pemerintah Indonesia itu.

Hanya saja, kata dia, karena bantuan obat-obatan dari Indonesia itu dikategorikan sebagai "bukan darurat", maka prosedur yang harus dilalui adalah bantuan itu harus berada di Bandara Amman dulu selama tiga hari untuk pemeriksaan, dan setelah dinilai tidak bermasalah barulah dapat masuk. Karena prosedur dan pengaktegoriannya ditentukan pihak berwenang di sana, mau tidak mau mekanisme itu harus kita tempuh, karena tujuan paling utama adalah bantuan obat-obatan tersebut bisa sampai.

Bantuan obat-obatan dari pemerintah Indonesia yang siap dikirimkan kepada Palestina meningkat dari semula Rp 2 miliar atau sekira 200 ribu dolar AS, menjadi lebih-kurang Rp10 miliar atau 1 juta dolar AS. Hal itu, menurut Rustam, setelah dilakukan pertemuan pada hari Senin (29/12) antara pihak Indonesia dengan delegasi Palestina di Indonesia. Dari Indonesia yang hadir adalah Rustam S Pakaya, Direktur Timur Tengah Deplu Aidil Chandra Salim, M.Kom, Presidium Medical Emergency Rescue Committee (MER-c), dr Joserizal Jurnalis, SpOT, yang bertemu dengan Duta Besar (Dubes) Palestina untuk Indonesia Fariz Mehdawi.
Dalam pertemuan tersebut, Dubes Palestina menjelaskan bahwa ada sekitar 1.300 lebih korban luka yang sangat membutuhkan pertolongan medis.

"Kondisi yang ada sungguh memprihatinkan. Dari sekitar 1.300-an lebih korban luka itu terdapat 800-an orang yang kritis, sedangkan rumah sakit (RS) yang ada di Gaza hanya tiga dengan tempat tidur terbatas, sehingga Palestina sangat membutuhkan bantuan layanan kesehatan itu," katanya. Dalam situasi sekarang ini, kata dia, Palestina masih membutuhkan sekitar 300-an mobil ambulan, sedangkan yang ada saat ini hanya 60 ambulans.

Pada kesempatan itu, Dubes Palestina Fariz Mehdawi juga mengungkapkan kebutuhan mendesak yang harus segera dipenuhi diantaranya dokter anestesi, peralatan medis, pasok obat dan makanan serta tenda. Usai pertemuan itu, Rustam S Pakaya selanjutnya melaporkan kondisi yang ada kepada Menkes Siti Fadilah Supari, yang kemudian memberikan arahan untuk menjajaki persiapan RS Lapangan untuk para relawan Indonesia, termasuk dari kalangan LSM.

Mengenai bantuan bidang kesehatan yang disumbangkan atas nama pemerintah Indonesia, diantaranya adalah pasok obat-obatan yang dibuat di Indonesia sekira dua ton senilai lebih-kurang Rp300 juta. Sedangkan uang tunai senilai Rp10 miliar akan dipakai untuk pengadaan obat-obatan yang akan dibeli di Mesir. Bantuan pemerintah Indonesia itu, katanya, adalah wujud dari peryataan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang menyatakan bahwa rakyat dan bangsa Indonesia akan terus mendukung perjuangan bangsa Palestina dalam mempertahankan hak dan kedaulatannya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com