Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tentara AS Bunuh dan Potong Jari Tersangka Al Qaeda

Kompas.com - 01/01/2009, 00:53 WIB

Angkatan Darat AS sedang menyelidiki tuduhan bahwa satuan Pasukan Khusus mereka membunuh seorang anggota Al Qaeda dengan kejam dan memotong jarinya dalam sebuah operasi dekat Baghdad, awal Desember lalu.

Razia itu berlangsung pada 10 Desember di sebuah rumah di Distrik Salman Pak, 15 mil selatan Baghdad dengan target utama tersangka pembuat bom anggota Al Qaeda bernama Hardan al-Jaburi.

Dalam pernyataannya, militer AS mengatakan al-Jaburi bersenjatakan AK-47 dan melawan pasukan AS saat terjadi penggerebekan. "Merasa terancam musuh, pasukan melumpuhkan pria bersenjata itu, membunuhnya," bunyi pernyataan militer AS.

Namun keluarga al-Jaburi, didampingi seorang pemimpin suku, saat mengadukan masalah ini kepada pejabat tentara AS di Zona Hijau, Baghdad, membantah bahwa korban melawan. Menurut mereka, al-Jaburi ditangkap tentara AS setelah terkepung bersama saudara-saudaranya.

Ditambahkan, al-Jaburi dan saudaranya ditelanjangi tinggal memakai pakaian dalam dan dipaksa tiarap di tanah. Mereka tidak boleh bergerak tanpa izin tentara AS. Al-Jaburi kemudian diminta masuk kembali ke rumah sebelum ditembak mati.

"Tentara AS memerintahkannya (al-Jaburi) kembali masuk rumah," kata saudara al-Jaburi, Nurri seperti dilansir CNN, Rabu (31/12). "Dia diminta menyalakan lampu. Dan saat dia menyalakan lampu, tentara melepaskan tembakan, kemudian menyeretnya masuk lebih jauh ke dalam rumah."

Dalam rekaman video HP yang diperoleh CNN menunjukkan genangan darah di lantai dan bekas tapak tangan berdarah di dinding salah satu ruangan rumah al-Jaburi. Dalam rekaman itu menunjukkan jenazah al-Jaburi dengan salah satu jarinya terpotong. Jari telunjuk tangan kanannya hilang.

Keluarga al-Jaburi mengatakan tentara AS memotong jari al-Jaburi dengan tujuan untuk mengintimidasi saudara-saudaranya.

Militer AS menolak mengomentari lebih jauh tentang kasus ini. Dalam pernyataan, militer AS hanya mengatakan pihaknya serius menanggapi tuduhan itu dan akan menyelidikinya. "Kami akan menyelidiki semua tuduhan itu dan prosedur selama operasi. Saat penyelidikan sedang berlangsung, tidak sepantasnya memberikan komentar," bunyi pernyataan militer AS.

Kepada CNN, keluarga al-Jaburi mengatakan tim penyelidik militer AS mendatangi rumah mereka, pekan lalu. Tim penyelidik menanyai anggota keluarga itu dan mengambil foto.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com