Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sapi Australia Terserang Brucellosis

Kompas.com - 12/12/2008, 03:00 WIB

Metro, Kompas - Meskipun Australia mengklaim selama 20 tahun terakhir sudah bebas penyakit brucellosis atau penyakit eksotis menular yang menyerang sapi, ternyata Balai Karantina Pertanian Kelas I Bandar Lampung menemukan satu ekor sapi bakalan asal Australia terkontaminasi penyakit tersebut. Sapi jenis brahman cross asal Australia tersebut kini sudah dimusnahkan Kamis (11/12) pagi untuk mencegah penularan kepada manusia.

Kepala Balai Karantina Pertanian (BKP) Kelas I Bandar Lampung Hermansyah, di Rumah Potong Hewan Metro, Lampung, mengatakan, berdasarkan prosedur, BKP akan melakukan tes darah pada sapi-sapi bakalan yang diimpor dari Australia dan masuk ke Lampung, sebelum dilepas untuk diperdagangkan.

”Kami melakukan pemeriksaan sapi berdasarkan permohonan PT Santosa Agrindo Lampung Tengah,” ujar Hermansyah.

Berdasarkan pemeriksaan Rose Bengal Test (RBT) di Laboratorium Balai Karantina Pertanian Kelas I Bandar Lampung dan dengan uji Complement Fixation Test (CFT) di Balai Besar Veteriner Bogor, satu dari 2.866 sapi yang diimpor dari Australia itu positif terkontaminasi kuman brucella. Sisanya sebanyak 2.865 tidak terkontaminasi kuman.

Brucellosis yang menyerang sapi jenis Brahman Cross tersebut disebabkan oleh spesies Brucella abortus. Penyakit tersebut merupakan penyakit hewan menular yang belum ada obatnya.

Kepala Seksi Kesehatan Hewan BKP Kelas I Bandar Lampung Puji Hartono mengatakan pada sapi yang terkontaminasi, sapi betina akan mengalami keguguran pada kebuntingan antara 5 dan 8 bulan, produksi susu turun, kelenjar susu mengandung kuman yang berpotensi menularkan, pembengkakan pada persendian lutut. Pada sapi jantan bahkan timbul gejala epidermis.

Kuman tersebut diketahui menyerang organ-organ dalam sapi. Manusia yang mengonsumsi sapi yang terkontaminasi bisa tertular penyakit tersebut dan mengalami gejala yang sama dengan yang dialami sapi. (hln)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com