Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penduduk Lapar Mendekati Satu Miliar

Kompas.com - 10/12/2008, 21:14 WIB

ROMA, RABU — Badan Pangan PBB (FAO) memperkirakan jumlah penduduk dunia yang menderita kelaparan tahun ini mencapai 963 juta jiwa, atau meningkat sekitar 40 juta jiwa dibandingkan dengan tahun lalu. Hal ini diungkapkan Atase Pertanian KBRI Roma, Erizal Sodikin, mengutip pernyataan Asisten Dirjen FAO, Hafez Ghanem, di Roma, Italia, Rabu (10/12).

Menurut Ghanem, lanjut Erizal, walaupun dalam beberapa waktu ini harga pangan dunia mengalami penurunan, situasi ini tidak mampu mengakhiri krisis pangan di banyak negara miskin. Ia mengatakan, jika penurunan harga pangan dan kredit berkaitan dengan krisis ekonomi yang memaksa petani menanam lebih sedikit tanaman pangan maka meroketnya harga pangan dunia diperkirakan akan terulang kembali pada tahun 2009.

Dari laporan FAO dikemukakan juga bahwa beberapa wilayah dinilai berhasil dalam menanggulangi persoalan kelaparan, seperti di wilayah Asia Tenggara, Amerika Latin, dan Karibia. Sementara di beberapa negara di wilayah sub-Sahara Afrika, jumlah penduduk laparnya justru bertambah, termasuk juga di wilayah konflik, seperti di Afganistan dan Irak.

Menanggapi hal ini, Dr Erizal Sodikin, Atase Pertanian KBRI Roma, mengatakan, pemimpin dunia dan juga organisasi internasional terkait perlu melakukan kaji ulang terhadap kebijakan dan metode yang selama ini dilakukan dalam penanggulangan penduduk lapar ini.

"Jika tidak maka target pembangunan milenium (millenium development goal) yang dicanangkan tahun 2000 tidak akan tercapai," ujarnya.

Menurut informasi, PBB pada September 2000 telah mendeklarasikan suatu target yang dikenal dengan millenium development goal 2015, yang salah satu targetnya adalah mengurangi jumlah penduduk lapar dunia. Saat dicanangkan, jumlah penduduk lapar dunia masih berkisar 850 juta jiwa.

"Dari data terbaru yang dikeluarkan FAO ini menunjukkan bahwa dalam kurun 8 tahun jumlah penduduk lapar justru mengalami peningkatan sekitar 100 juta jiwa," demikian Erizal Sodikin.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com