Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pakistan Tidak Mau Serahkan Tersangka

Kompas.com - 10/12/2008, 04:15 WIB

ISLAMABAD, SELASA - Pemerintah Pakistan, Selasa (9/12), menegaskan tak akan menyerahkan satu pun tersangka atau otak pelaku serangan teroris di Mumbai kepada Pemerintah India. Pakistan juga mengingatkan tetap berusaha menjaga perdamaian. Akan tetapi, Pakistan siap untuk perang jika India memutuskan akan mengajak perang.

”Kami tak ingin perang, tetapi jika terpaksa, kami pasti akan siap. Bukan berarti kemudian kami lupa tanggung jawab menjaga keamanan dalam negeri. Namun, kami tidak ingin ada perang,” kata Menteri Luar Negeri Pakistan Shah Mehmood Qureshi.

Qureshi menegaskan, ia hanya menyampaikan pesan yang jelas bahwa Pakistan tak ingin ada konflik dengan India. Sebaliknya, Pakistan hanya menginginkan suasana damai, keamanan yang stabil, dan persahabatan.

Sampai saat ini Pakistan mengaku sudah menahan 16 tersangka yang terlibat dalam serangan kota Mumbai. Pemerintah India telah meminta agar para tersangka diekstradisi ke India. Namun, hal itu tidak akan dilakukan. Pakistan menyatakan akan mengadili para tersangka di Pakistan. ”Meski para tersangka nanti tidak terbukti bersalah, mereka tetap tidak akan diserahkan ke India,” ujarnya.

Pakistan dilaporkan telah menahan pendiri dan pemimpin gerilyawan Jaish-e-Mohammed, Maulana Masood Azhar. Ketua kelompok gerilyawan yang ada di Kashmir itu diketahui telah menjadi salah satu buronan yang namanya ada dalam ”daftar hitam” buronan India yang diberikan kepada Pakistan pascaserangan di Mumbai.

Menteri Pertahanan Pakistan Ahmad Mukhtar menambahkan, selain Azhar, pihaknya juga menahan Zaki-ur-Rehman Lakhvi (kepala operasi kelompok Lashkar-e-Taiba). ”Lakhvi ditangkap kemarin (Senin) bersama dengan Azhar,” kata Mukhtar kepada stasiun TV CNN-IBN India.

Azhar pernah ditangkap aparat keamanan India di Kashmir pada tahun 1995. Namun, ia kemudian terpaksa dibebaskan tahun 1999 sebagai imbalan pembebasan 160 penumpang pesawat yang dibajak. Pemerintah India memperkirakan, setelah bebas, Azhar langsung membentuk kelompok Jaish-e-Mohammed.

Sejak itulah India kerap menuding kelompok ini terlibat di dalam berbagai serangan di India, terutama serangan di gedung parlemen India pada tahun 2001. Akibat serangan tahun 2001 itu, India dan Pakistan nyaris terlibat perang untuk keempat kalinya.

Lebih tegas

Menanggapi desakan dari komunitas internasional, aparat keamanan Pakistan langsung mengambil tindakan yang lebih tegas. Markas-markas atau kamp milik kelompok Jamaat-ud-Dawa yang diyakini berhubungan dengan kelompok Lashkar-e-Taiba diperiksa. Sekitar 15 anggota kelompok pimpinan Hafiz Saeed itu saat ini telah ditahan. Selain itu, Pakistan dilaporkan masih menginterogasi tersangka ke-16, Zaki-ur-Rehman Lakhvi, yang ditangkap Sabtu.

Media India menyebutkan Lakhvi sebagai perencana serangan Mumbai. Dalam harian The New York Times, Presiden Pakistan Asif Ali Zardari menegaskan, penangkapan para tersangka itu membuktikan bahwa Pakistan tetap menjaga komitmen dalam menumpas terorisme.

”Kami akan menindak tegas pelaku di balik serangan itu yang bersembunyi di wilayah kami. Mereka akan kami perlakukan selayaknya penjahat, teroris, dan pembunuh,” ujarnya. (REUTERS/AFP/AP/LUK)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com